Waspada, Skenario AS Bisa Picu Perang Saudara Muslim di Gaza

14 hours ago 1

Asap mengepul menyusul serangan militer Israel di Kota Gaza, terlihat dari tengah Jalur Gaza, Rabu, 1 Oktober 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Pihak Amerika Serikat (AS) menegaskan rencananya untuk menerjunkan pasukan internasional guna melucuti persenjataan Hamas di Jalur Gaza. Jika rencana itu dijalankan, ada potensi konflik antara pasukan yagn disebut berasal dari negara-negara Muslim termasuk Indonesia itu dengan saudara-saudara seiman mereka yang berjuang di Gaza.

Dalam kunjungannya ke Israel, Wakil Presiden AS JD Vance mengatakan pada Kamis bahwa pasukan keamanan internasional yang belum dibentuk akan memimpin pelucutan senjata Hamas, Hal ini menjadi salah satu masalah paling sulit dalam mencapai perdamaian abadi di Gaza.

Wakil presiden berbicara dari Israel, pada akhir kunjungan yang bertujuan untuk menopang gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Hamas. Dalam sambutannya kepada wartawan, Vance memperingatkan bahwa tugas untuk melucuti senjata Hamas – yang telah lama ditentang oleh kelompok militan tersebut – “akan memakan waktu dan akan sangat bergantung pada komposisi pasukan (internasional) tersebut.”

Kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku awal bulan ini didasarkan pada proposal yang digariskan pada bulan September oleh Presiden Trump, yang mencakup ketentuan bahwa “Pasukan Stabilisasi Internasional sementara” dikerahkan di Gaza. Negara-negara Musim disebut akan menyumbang tentara untuk mengisi pasukan itu.

Namun beberapa negara ragu-ragu untuk mengirim pasukan ke pasukan tersebut karena misi pastinya di wilayah Palestina yang hancur tidak jelas. Kemungkinan bahwa kekuatan tersebut akan terlibat konflik langsung dengan pejuang Hamas juga menjadi kekhawatiran.

Meskipun Vance tidak menyampaikan kekhawatiran tersebut dalam pidato singkatnya pada Kamis, ia menegaskan kembali bahwa “tidak akan ada pasukan Amerika di lapangan” di Gaza. Sebaliknya, katanya, personel Amerika akan “mengawasi dan memediasi perdamaian.”

Rencana 20 poin Presiden Trump, yang mengarah pada gencatan senjata Israel-Hamas dan pertukaran sandera dengan tahanan dan tahanan, membayangkan pengerahan “Pasukan Stabilisasi Internasional sementara” di Gaza. Idenya adalah agar korps internasional mengamankan wilayah di mana pasukan Israel telah ditarik, mencegah amunisi memasuki wilayah tersebut, memfasilitasi distribusi bantuan dan melatih pasukan polisi Palestina.

Pembentukan dan pengerahan pasukan internasional di Gaza dapat menentukan apakah gencatan senjata yang ada saat ini mempunyai peluang untuk berkembang menjadi perjanjian yang langgeng, dan apakah Israel dan Palestina bergerak menuju tujuan perdamaian yang lebih luas dan tahan lama.

Penolakan faksi perlawanan...

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research