Warga Indonesia Ditipu Saat Ibadah Haji, Dijuluki 'Hewan Ternak'

18 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Perjalanan ibadah haji bukan hanya soal spiritualitas, tapi juga membutuhkan pengetahuan yang memadai. Jika tidak, jemaah bisa jadi sasaran penipuan seperti yang pernah menimpa jemaah asal Indonesia di masa lalu.

Sekitar 1900-an, jemaah haji dari Indonesia kerap menjadi korban penipuan di Makkah. Minimnya pemahaman terhadap bahasa Arab dan tata cara ibadah membuat mereka mudah dimanipulasi warga lokal.

"Orang Arab memanfaatkan keluguan jemaah Indonesia untuk mencari keuntungan," ungkap sejarawan Snouck Hurgronje dalam Mekka in the Latter Part of the 19th Century (1931).

Salah satu modus yang marak kala itu adalah meminta bayaran untuk air Zamzam padahal sejatinya gratis. Jemaah yang percaya dengan kesakralan air tersebut bahkan rela membayar mahal hanya untuk berkumur dan menyemburkannya sebagai bagian dari ritual pribadi.

Penipuan juga terjadi dalam bentuk penitipan uang. Warga Arab yang menyamar sebagai "syekh haji" mengaku sebagai pengelola dana ibadah. Setelah menerima uang, mereka menghilang tanpa jejak.

Tak berhenti di situ. Pada 1920-an, jemaah Indonesia bahkan pernah diminta membeli tiang Masjidil Haram dengan alasan sebagai bagian dari wakaf. Harga yang ditawarkan kala itu mencapai 300 real. Padahal, tidak pernah ada sejarahnya tiang masjid suci dijual atau diwajibkan sebagai bagian dari ibadah haji.

"Di Makkah, penipu-penipu itu mudah sekali melakukan tipu dayanya," tulis Bupati Bandung R.A Wiranatakusumah dalam catatannya Seorang Bupati Naik Haji (1924).

Bahkan saking seringnya tertipu, warga Arab memberi julukan merendahkan kepada jemaah asal Nusantara. Mereka menyebutnya farukha (ayam) dan baqar (hewan ternak).

"Kerumunan jemaah dibagi seperti ternak kepada para syekh berlisensi, tanpa memperhatikan kehendak jemaah," tulis Snouck dalam pengamatannya.

Sejarawan Henry Chambert-Loir dalam Naik Haji di Masa Silam (2013) juga membenarkan hal ini. Ia mencatat jemaah dari wilayah Asia Tenggara, khususnya Indonesia, dianggap mudah dikelabui karena terlalu pasrah dan membawa uang dalam jumlah besar.

"Orang Arab memakai julukan yang menghina untuk menunjukkan orang Jawi itu, yakni farukha (jamak kata farkh, "ayam itik") dan baqar, "hewan ternak"," tulis Sejarawan Henry Chambert-Loir dalam Naik Haji di Masa Silam (2013).


(Fergi Nadira/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Preventive Care Jadi Arah Baru Bisnis Layanan Kesehatan

Next Article Pesawat Dilarang Terbang di Atas Ka'bah, Begini Alasannya

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research