Tim SAR Deteksi Objek Diduga KMP Tunu di Dasar Laut Selat Bali

8 hours ago 3

Surabaya, CNN Indonesia --

Tim SAR gabungan berhasil mendeteksi objek di bawah laut yang diduga kuat sebagai kapal motor penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali.

Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno menyampaikan, sejumlah peralatan dan personel telah digerakkan sejak pagi untuk pencarian bawah laut.

Dan, hasilnya alat citra sonar dari Dinas Navigasi Kementerian Perhubungan mendeteksi benda diduga kapal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di titik lokasi mereka bisa mengidentifikasi adanya objek di bawah air yang patut diduga bahwa itu adalah kapal yang kita cari," kata Ribut di Banyuwangi, Sabtu (5/7) malam.

Ribut mengatakan dari data itu, lokasi KMP Tunu Pratama Jaya disebut mengalami pergeseran sekitar 1-2 mil laut (nautical mile) ke arah utara dari posisi terakhir kapal atau last known position (LKP). Pergeseran diduga kapal tersebut berbeda dari arah penemuan korban yang terbawa arus ke selatan.

"Dari last known position (LKP) sampai ke titik datum itu berjarak antara 1-2 nautical mile pergeseran di mana ini adalah ke arah utara. Sementara korban banyak kita ketemukan saat kejadian terbawa arus ke selatan," ucapnya.

KRI Fanildo

Untuk memastikan hasil pendeteksian tersebut, Ribut mengatakan masih perlu dikonfirmasi ulang oleh KRI Fanildo milik TNI AL. Dia mengatakan KRI Fanildo dilengkapi dengan teknologi dan peralatan pencarian bawah laut yang lebih canggih.

Panglima Koarmada II Laksamana Muda TNI I Gung Putu Alit Jaya yang ikut terlibat langsung di lapangan menambahkan, pihaknya mengerahkan KRI Fanildo yang membawa berbagai peralatan pendeteksi dasar laut.

"KRI Fanildo kita estimasi tiba 20.00 WIB sampai 20.30 WIB di datum, di titik pertama hilangnya kontak," kata Putu Alit.

Putu menjelaskan berbagai teknologi pendukung seperti sonar, magnetometer, serta side scan sonar akan digunakan untuk memastikan keberadaan kapal di dasar laut.

Jika memungkinkan, sambungnya, moda nirawak atau Remotely Operated Vehicle (ROV) juga akan langsung diturunkan malam ini.

"Malam ini juga KRI Fanildo akan menggunakan sonarnya untuk mendeteksi langsung. Kemudian di sana juga dibawa magnetometer untuk menguji kekuatan memang kemagnetan yang ada di dasar itu untuk memastikan," ucapnya.

"Malam ini juga bisa diturunkan ROV untuk bisa memastikan secara visual dengan ROV itu bahwa memang kontak atau objek di bawah permukaan ini yang memang diduga itu adalah kapal motor yang kita cari-cari," tambah Putu.

Belum ditemukan korban lain

Di seberang Banyuwangi, Basarnas Bali masih melakukan pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali maupun di pesisir.

Kepala Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya, mengatakan pencarian dilakukan dengan melibatkan berbagai alat utama (alut).

"Bahwa untuk alut yang kita kerahkan dari pagi sampai dengan sore hari ini, itu yang pertama RIB 01 Jembrana bergerak sebanyak dua kali atau dua sorti yang kami laksanakan dengan hasil masih nihil. Untuk RIB 04 Buleleng itu bergerak satu sorti dan area pencarian dari selatan menuju utara," kata dia saat konferensi pers di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Sabtu (5/6) sore.

Kemudian, salah satu kapal yang digunakan untuk deteksi bawah laut adalah kapal Manik Emas, milik Distrik Navigasi (Disnav) Benoa, yang dilengkapi sonar Multi Beam Echosounder 240.

"Itu telah melaksanakan atau mendeteksi koordinat terjadinya kapal tenggelam tersebut. Dari rencana sepuluh jalur penyisiran sonar, hingga sore ini baru empat jalur yang berhasil dilalui," imbuhnya.

Selain itu, sejumlah armada laut lainnya juga dikerahkan seperti KN 49 KPLP Gilimanuk dan KP Tanjung Rening Polairud Jembrana.

Kapal-kapal itu menyisir di sekitar perairan Pantai Pebuahan, di Kecamatan Negara, Jembarana, yang merupakan lokasi sejumlah korban ditemukan sebelumnya pada Kamis (3/7) lalu.

Di sisi lain, pencarian melalui armada udara juga tetap dilanjutkan, dan untuk kondisi cuaca pada pencarian hari ini relatif baik dengan angin berkisar 7 knot. Arus laut dari selatan mengarah ke utara.

"Untuk faktor cuaca hari ini memang ada cerah berawan, tapi angin 7 knot, dengan arus dari selatan ke utara. Demikian yang dapat kami sampaikan sesuai dengan data BMKG," jelasnya.

Pihaknya juga menyampaikan, hingga sore hari ini, update operasi SAR terhadap kecelakaan dengan hasil nihil.

"Untuk unsur udara itu masih terus melaksanakan pencarian dan unsur-unsur kapal-kapal yang terlibat dalam pelaksanaan operasi SAR masih berlangsung. Sampai dengan sore hari ini, update data baik itu di posko evakuasi di Gilimanuk maupun Posko utama yang ada di Ketapang, diinformasikan belum ada hasil yang kami temukan," ujarnya.

KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam dalam perjalanan dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali Rabu (2/7) tengah malam.

Petugas jaga Syahbandar melihat kapal tenggelam sekitar Pukul 23.35 WIB. Posisi terakhir kapal terlihat di perairan Selat Bali pada koordinat _8° 9'32.35"S 114°25'6.38_.

Hingga Sabtu (5/7) pagi, dari total 65 penumpang dan awak kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang tercatat dalam manifest, sebanyak 36 orang di antaranya sudah ditemukan.

Dari 36 korban yang ditemukan, 6 orang di antaranya dalam kondisi meninggal dunia, kemudian 30 orang selamat. Sedangkan 29 orang lainnya masih dalam pencarian.

(frd/kdf/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research