4 hours ago
1
Advokat, direktur pemberitaan, dan aktivis didakwa merintangi penegakan hukum pada kasus korupsi timah, CPO, dan gula di Jakarta.
Tiga terdakwa rintangi penegakan hukum kasus korupsi timah hingga gula.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Sebanyak tiga terdakwa, yakni advokat Junaedi Saibih, Direktur Pemberitaan JAKTV Tian Bahtiar, dan aktivis Adhiya Muzakki, didakwa merintangi penegakan hukum pada tiga kasus korupsi di Jakarta. Kasus ini terkait tata kelola komoditas timah, ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), dan importasi gula.
Dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (22/10) malam, jaksa penuntut umum (JPU) dari Kejaksaan Agung, Syamsul Bahri Siregar, menyatakan bahwa ketiga terdakwa telah membuat program dan konten yang bertujuan membentuk opini negatif di publik terkait penanganan tiga kasus tersebut.
Keterlibatan mereka disebutkan dalam dakwaan yang menuduh adanya usaha untuk mencegah, merintangi, atau menggagalkan proses penyidikan dan penuntutan. JPU menjelaskan bahwa ketiganya melanggar Pasal 21 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, yang telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Peran Terdakwa dalam Kasus Korupsi
Untuk kasus timah, ketiga terdakwa diduga membuat narasi negatif di media sosial dengan melibatkan buzzer untuk mempengaruhi proses penanganan perkara. Sedangkan dalam kasus CPO, skema non-yuridis dilakukan di luar persidangan guna membentuk opini seolah-olah penanganan perkara oleh penyidik tidak benar.
Dalam kasus gula, JPU menyatakan bahwa ketiga terdakwa juga melakukan perintangan dengan membentuk konten dan opini negatif tentang penanganan perkara tersebut. Selain itu, mereka dikatakan berusaha menghilangkan barang bukti dengan menghapus pesan WhatsApp dan membuang ponsel terkait kasus korupsi ini.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
sumber : antara
