Rupiah Melemah ke Rp16.676, Dipicu Sikap Hati-Hati The Fed dan Penutupan Pemerintah AS

8 hours ago 3

Karyawan menunjukkan uang dollar dan rupiah di money changer PT Valuta Artha Mas, ITC Kuningan, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke posisi Rp16.865 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (8/4/2025) usai libur Lebaran. Diketahui, penurunan nilai rupiah merupakan dampak dari kebijakan baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menerapkan tarif balasan atau resiprokal terhadap ratusan negara. Trump telah mengumumkan tambahan tarif untuk produk impor asal sejumlah negara, termasuk Indonesia sebesar 32 persen yang mulai berlaku penuh per 9 April 2025. Sejumlah mata uang Asia turut melemah. Yuan China melemah 0,17%, rupee India melemah 0,71%, dolar Hong Kong melemah 0,04% dan ringgit Malaysia melemah 0,16%.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menganggap, pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi pernyataan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell yang meredam optimisme investor terkait potensi pemangkasan suku bunga lebih lanjut.

“Meskipun Federal Reserve telah memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis points (bps) pekan lalu, namun komentar Ketua Fed Jerome Powell bahwa pemangkasan suku bunga lebih lanjut bukanlah sesuatu yang pasti,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (3/11/2025).

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Nada kehatian-hatian yang disuarakan oleh pejabat The Fed lainnya, telah mendorong pasar untuk mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga lagi pada bulan Desember 2025.

Presiden The Fed Kansas City Jeff Schmid menyampaikan bahwa sektor pekerjaan masih stabil dan inflasi AS masih tinggi.

Begitu pula dengan Presiden Federal Reserve Bank Dallas Lorie Logan yang menyinggung hal serupa, dan menentang pemangkasan suku bunga The Fed apabila inflasi tak menurun.

Adapun Presiden Fed Cleveland Beth Hammack menyatakan, suku bunga tinggi masih diperlukan untuk menurunkan suku bunga.

sumber : ANTARA

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research