Jakarta -
Indonesia akan kehadiran lagi pemain satelit orbit rendah bumi (Low Earth Orbit/LEO) Amazon Kuiper yang diperkirakan beroperasi akhir tahun 2025. Para pengusaha satelit lokal pun memberikan responnya.
Asosiasi Satelit Seluruh Indonesia (ASSI) mengungkapkan pada dasarnya perlakuan pemerintah terhadap satelit asing untuk yang berjenis LEO maupun Geostationary Earth Orbit (GEO) tidak ada yang berbeda persyaratannya.
"Diberikan fasilitas namanya landing right, di mana landing right ini syaratnya dua, yaitu closer coordination dengan operator dalam negeri, paling nggak filing frekuensi dan lainnya harus selesai koordinasi dengan operator dalam negeri. Kedua, resiprokal. Jadi, intinya kalau dia berjualan di Indonesia, maka kita bisa berjualan di mana mereka meluncurkannya ya," ujar Sekretaris Jenderal ASSI, Sigit Jatiputro di Jakarta, Senin (2/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait maraknya pemain satelit LEO yang masuk ke Indonesia, mulai dari Starlink, OneWeb, hingga nanti terbaru Kuiper, ASSI memandang bahwa diperlukan regulasi tambahan agar industri satelit dalam negeri. Hal ini juga untuk meminimalisir terjadinya ketimpangan dengan pemain satelit asing.
"Sehingga mungkin kita ke depan perlu menambahkan tambahan item (aturan) untuk bisa kerja sama ya, bukan mempersulit tapi prinsipnya adalah gimana caranya kita punya kesempatan yang sama," jelasnya.
"Karena seperti kita tahu di LEO itu, kalau kita mau meluncurkan LEO, sesama pemain LEO itu kan koordinasinya first come, first serve juga. Nah, sehingga kalau dari luar duluan filing-filing dan Indonesia belum filing itu nanti kita nggak bisa filing lagi, nggak ada tempatnya lagi, nggak ada frekuensinya yang bisa dipakai karena kita tahu frekuensi adalah terbatas," sambungnya.
Terkait usulan pengusaha satelit dalam negeri tersebut, ASSI mengungkapkan telah berkomunikasi dengan pemerintah yang dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Diberitakan sebelumnya, setelah sempat tertunda, satelit Kuiper milik Amazon, berhasil meluncur dari stasiun luar angkasa Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada 28 April 2025 waktu setempat. Kuiper akan menjadi penantang kuat Starlink kepunyaan Elon Musk.
Roket United Launch Alliance (ULA) Atlas V yang mengangkut 27 satelit Kuiper dinyatakan tidak ada kendala berarti saat menembus orbit rendah Bumi (low earth orbit/LEO).
Dikutip dari Space, ini merupakan peluncuran pertama dari lebih dari 80 peluncuran yang direncanakan untuk membangun megakonstelasi Kuiper dengan beroperasi lebih dari 3.200 satelit ini nantinya.
Amazon menargetkan Kuiper dapat menyediakan akses internet ke pelanggan pada akhir tahun 2025 ini. Indonesia adalah salah satu target pasar mereka, di mana beberapa waktu lalu perwakilan perusahaan telah menjajaki kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dalam menghadirkan sinyal internet di pelosok Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan bahwa pemerintah tidak memberikan pembatasan adanya pemain satelit lokal maupun internasional.
"Jadi, kalau Kuiper kemarin sudah datang (perwakilannya) memperkenalkan dan izinnya juga belum keluar. Namun demikian, mereka kita hargai karena memang dari awal itu memberitahu rencana-rencana investasi di Indonesia," ujar Meutya di Jakarta, Jumat (22/3) silam.
(agt/fay)