Presiden China Xi Jinping didampingi Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden RI Prabowo Subianto, serta Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un (kanan) di Tiananmen Square, Beijing, China, Rabu (3/9/2025).
REPUBLIKA.CO.ID ISTANBUL -- Presiden China Xi Jinping pada Jumat (31/10) mendesak Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi untuk mematuhi dan menjalankan ketentuan yang jelas mengenai isu-isu besar demi memastikan fondasi hubungan China-Jepang tidak rusak ataupun goyah.
Xi menegaskan agar kedua negara berpegang dan melaksanakan ketentuan sebagaimana tercantum dalam empat dokumen politik antara China dan Jepang. Demikian lapor kantor berita resmi Xinhua.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Ia juga mendesak Tokyo untuk menegakkan semangat “Pernyataan Murayama” yang mencerminkan pengakuan atas sejarah agresi Jepang dan berisi permintaan maaf kepada negara-negara korban.
Presiden China itu menyerukan agar kedua negara mengimplementasikan konsensus politik secara komprehensif memajukan hubungan strategis yang saling menguntungkan, menjadi mitra, dan bukan ancaman satu sama lain, serta menjadikan sejarah sebagai cermin dan membuka masa depan.
Pernyataan tersebut disampaikan Xi dalam pertemuan antara kedua pemimpin di kota Gyeongju, Korea Selatan, di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).
Xi menyatakan bahwa China siap bekerja sama dengan Jepang untuk membangun hubungan yang konstruktif dan stabil, sesuai dengan tuntutan era baru, serta memperkuat hubungan strategis yang saling menguntungkan.
Ia menambahkan bahwa hubungan China-Jepang saat ini menghadapi peluang sekaligus tantangan. Oleh sebab itu, ia berharap kabinet baru Jepang dapat membentuk pemahaman yang benar tentang China serta tetap berpegang pada arah besar perdamaian, persahabatan, dan kerja sama antara kedua negara.
Tak sampai di situ, Xi juga menekankan pentingnya menjaga kerja sama yang saling menguntungkan, termasuk memperkuat kolaborasi di bidang manufaktur berteknologi tinggi, ekonomi digital, dan keuangan, serta bersama-sama mempertahankan sistem perdagangan multilateral dan memastikan rantai industri serta pasokan yang stabil dan lancar.
“Kedua negara harus menerapkan multilateralisme sejati dan mendorong terbentuknya komunitas Asia-Pasifik,” ujar Xi, sambil mendesak kedua pihak untuk mengelola perbedaan dengan baik, mencari kesamaan sambil menghormati perbedaan.
Adapun Takaichi menyebut China sebagai negara tetangga penting bagi Jepang. Ia mengatakan bahwa Jepang dan China memikul tanggung jawab besar bagi perdamaian dan kemakmuran di kawasan maupun dunia.
Takaichi menambahkan bahwa Jepang akan tetap berpegang pada posisi yang tertuang dalam Pernyataan Bersama Jepang-China tahun 1972 terkait isu Taiwan.
sumber : Antara

5 hours ago
2









































