Berbicara Ide Kebangsaan di UI, Wakil Ketua MPR RI Ibas Paparkan 3 Langkah Indonesia Progresif

3 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Wakil Ketua MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono, menekankan pentingnya menjadikan semangat kebangsaan sebagai kekuatan yang hidup dan relevan dengan zaman.

Dia menegaskan bahwa ide kebangsaan harus diterjemahkan menjadi kebijakan publik yang berdampak langsung bagi masyarakat, dengan landasan moral, ilmu pengetahuan, dan kemajuan teknologi.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Dalam diskusinya di hadapan para akademika dan mahasiswa, lulusan Program Doktor S3 dari IPB University tersebut menyampaikan bahwa dunia telah berubah dan peta tantangan pun bergeser.

Dia menyoroti krisis energi, pangan, dan iklim, disrupsi teknologi dan kecerdasan buatan, serta munculnya polarisasi sosial dan krisis kepercayaan.

“Saya tidak bicara atas nama wakil rakyat saja atau sebagai politisi, tapi dari sisi dunia. Hari ini kita melihat bagaimana disinformasi dan distrust terjadi antara negara, rakyat, dan pemimpin. Masyarakat dibanjiri berita positif dan negatif, namun tidak sedikit pula yang menimbulkan ketidakpercayaan publik kepada pemimpin,” ungkap Ibas, begitu akrab disapa, diskusi publik bertemakan “Kebangsaan Progresif: Membangun Indonesia Melalui Gagasan dalam Menghadapi Tantangan Global” di Institute for Advancement of Science Technology & Humanity (IASTH) Universitas Indonesia, Kampus Salemba, Jakarta, Jumat (31/10/2025).

Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI tersebut memberikan kuliah umum bersama Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan (SPPB) Universitas Indonesia.

Lebih lanjut, Ibas yang juga merupakan lulusan Rajaratnam School of International Studies dari Nanyang Technological University di Singapura ini menjelaskan bahwa dalam teori complex interdependence, bahwa dunia kini saling bergantung secara ekonomi, teknologi, dan informasi.

“Kekuatan tidak lagi hanya dibutuhkan oleh pemerintah saja. Kita berharap pemerintah semakin kuat dan berdaya, untuk memastikan negara kesatuan dan demokrasi Indonesia dapat benar-benar dijaga. Kita juga harus terus terlibat dalam upaya perdamaian dunia, tidak hanya bicara soal ketahanan nasional, tetapi juga kesiapan kita berperan aktif di dunia internasional,” kata dia.

Dalam paparannya yang bertajuk “Dari Ide ke Aksi: Refleksi Kebangsaan, Kepemimpinan, dan Tantangan Global” Ibas mengingatkan peran tersebut harus dibarengi dengan kehadiran ilmu, inovasi, dan data.

Dia mengutip sosiolog Anthony Giddens, “Globalization does not erase nations, it challenges them to redefine themselves” — globalisasi tidak menghapuskan negara, tetapi menantang setiap bangsa untuk mendefinisikan dirinya kembali.

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research