PHE mencatat penemuan sumber daya migas yang signifikan hingga triwulan III 2025 dan menempatkan wilayah kerja Rokan sebagai kontributor utama pertumbuhan sumber daya 2C Perseroan. (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina Hulu Energi (PHE) mencatat penemuan sumber daya migas yang signifikan hingga triwulan III 2025 dan menempatkan wilayah kerja Rokan sebagai kontributor utama pertumbuhan sumber daya 2C Perseroan. Subholding Upstream Pertamina tersebut menegaskan keberhasilan eksplorasi di Rokan dan area migas nonkonvensional (MNK) sebagai fondasi penting untuk memperkuat cadangan migas nasional dalam jangka panjang.
Subholding Upstream juga membukukan peningkatan cadangan P1 sebesar 149 juta barel setara minyak (MMBOE). Penambahan ini memperkaya struktur cadangan perusahaan sekaligus memperlihatkan prospek yang masih kuat di aset-aset strategis, termasuk potensi MNK di Aman Trough K7A dan K7B yang mulai menunjukkan hasil awal menjanjikan dari rangkaian pemboran eksplorasi 2025.
“Capaian positif ini merupakan hasil kerja keras seluruh Perwira Subholding Upstream Pertamina yang terus berinovasi dan menjaga produktivitas operasi,” ujar Corporate Secretary Subholding Upstream Pertamina, Hermansyah Y Nasroen.
Pertumbuhan sumber daya 2C hingga mencapai 870 juta BOE menjadi indikasi kinerja eksplorasi yang agresif. Wilayah kerja Rokan berperan besar dalam lonjakan tersebut, sejalan dengan strategi perusahaan mengoptimalkan aset eksisting yang masih memiliki potensi migas konvensional dan nonkonvensional. Kontribusi area MNK di Aman Trough K7A–K7B membuka peluang untuk diversifikasi sumber produksi baru.
Hermansyah menegaskan komitmen perusahaan menjaga kesinambungan suplai migas nasional sejalan dengan agenda ketahanan energi jangka panjang. Ia menyampaikan arah eksplorasi dan penambahan cadangan bergerak positif dan menunjukkan kesiapan PHE mengamankan produksi masa depan. Pernyataan ini sejalan dengan upaya Perseroan memulihkan laju produksi melalui eksplorasi terarah, pemboran sumur prospektif, dan peningkatan efektivitas teknologi subsurface.
Subholding Upstream juga mengelola kegiatan operasi lain yang menjadi pendukung pengembangan cadangan, termasuk pemboran eksplorasi sebanyak 15 sumur hingga akhir September 2025 serta survei seismik 2D dan 3D yang memperkuat akurasi pemetaan bawah permukaan. Rangkaian operasi tersebut memperkuat dasar pengambilan keputusan untuk pengembangan lapangan pada fase berikutnya.
PHE menyatakan siap berinvestasi pada proyek-proyek hulu yang memiliki potensi sumber daya besar pada masa mendatang dan menjaga kepatuhan operasional melalui praktik ESG. Perusahaan menegaskan penerapan Sistem Manajemen Antipenyuapan (SMAP) ISO 37001:2016 untuk memastikan tata kelola berjalan bersih dan kredibel. PHE menutup laporan kinerja dengan optimisme menghadapi agenda peningkatan cadangan serta peluang eksplorasi baru dalam beberapa tahun mendatang.

3 hours ago
1













































