Pakar Sebut Penambangan di Gunung Kuda Pakai Teknik Berisiko

1 day ago 12

Jakarta -

Tambang batu kapur di Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon yang longsor, menggunakan teknik penambangan undercutting dengan kemiringan lebih dari 45 derajat. Pakar menyebut, teknik ini berisiko tinggi.

"Saya sendiri mempertanyakan, kenapa menggunakan undercutting. Itu sangat berisiko kalau dilakukan tanpa perhitungan," kata pakar geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) Imam Sadisun saat dihubungi detikINET, Senin (2/6/2025).

Metode undercutting adalah penambangan dengan cara memotong lereng dinding rendah di area tambang, sehingga sudut kemiringan tambang lebih besar dari sudut perlapisan batuan atau bidang diskontinu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk penambangan di permukaan, lereng menjadi kuncinya. Bagaimana mendesain lereng ini aman untuk mendapatkan hasil tambang sebanyak mungkin," ujarnya.

"Dalam kasus ini, singkat kata desainnya itu seakan-akan memang dibuat untuk longsor. Kalau desainnya aman, tidak mengenai orang dan infrastruktur lainnya, dia memang akan mendapatkan hasil galian yang sangat kaya. Tapi teknik ini risikonya tinggi," urai Imam.

Dalam aktivitas penambangan, ada banyak faktor yang harus diperhatikan, mulai dari struktur batuan, struktur geologis, lapisan batuan, geohidrologi, bahkan faktor cuaca dan jika terjadi gempa.

"Sebelum menentukan kemiringan saja bahkan ada simulasinya menggunakan software dengan mempertimbangkan banyak faktor risiko. Ketentuan itu ada dalam Permen ESDM tentang penambangan, hal-hal yang harus dipenuhi," jelasnya.

Jika melihat karakteristik geologi area tambang Gunung Kuda, ia menyebut tambang batuan sebaiknya dibuat secara berundak atau dengan tahap teknik peledakan yang tentu saja sudah memperhitungkan jatuhnya material tidak mengenai pekerja, alat-alat, dan infrastruktur di lokasi tambang.

"Lebih baik memang dari atas dulu (berundak), kalaupun harus meruntuhkan dilakukan dengan kondisi tidak ada orang, dari jarak jauh, dan dilakukan oleh teknisi juru ledak bersertifikat, memastikan peledakan sehalus mungkin dan minim efek," tuturnya.

Mitigasi Longsor

Mitigasi bencana di area penambangan mencakup berbagai upaya untuk mengurangi risiko dan dampak negatif dari bencana alam atau bencana yang disebabkan oleh aktivitas penambangan.

Dijelaskan Imam, mitigasi di area tambang secara umum sangat menekankan aspek regulasi dan pengawasan dari regulasi tersebut. Upaya ini meliputi perencanaan, persiapan, tindakan mitigasi struktural dan non-struktural.

"Setelah keluar izin tambang, setelah dinyatakan memenuhi berbagai syarat untuk melakukan aktivitas penambangan, lebih penting lagi adalah pengawasan secara terstruktur, pengawasan ketat dalam pelaksanaannya," kata Imam.

Ia menilai, longsor di area tambang Gunung Kuda ini merupakan kecelakaan akibat kelalaian dalam hal aspek keselamatan kerja yang sampai menimbulkan korban jiwa.

"Apakah mereka itu ingin menambang dengan modal seminimal mungkin? Longsornya membawa berkah kalau persiapan dan perhitungannya benar. Masalahnya mereka tidak tahu kapan terjadi longsor," sebutnya.


(rns/fay)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research