Home > Kisah Tuesday, 28 Oct 2025, 07:10 WIB
Setelah berinteraksi di sekolah ada saatnya berpisah. Orangutan siap dilepasliarkan kembali ke habitatnya.
Anok, orangutan binaan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. (Foto: Dok. Sumatralink.id)SUMATRALINK.ID, PALANGKARAYA – Anok minggat. Ia bosan tinggal di kelas. Keramaian orang membuatnya kabur dari sekolah. Sri Rahayu, gurunya, sibuk. Ia berlarian sembari berteriak memanggil-manggil si Anok. Anok tak peduli, ia tetap bertahan dan bertengger di ranting pepohonan yang tinggi.
Kelakuan Anok membuat sejumlah pengunjung Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) Nyaru Menteng, Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) terkesima. Mata pengunjung tertuju ke atas pohon menyaksikan atraksi Anok, orangutan binaan yang bergelantungan di pohon hutan pendidikan (Arboretum).
Anok, orangutan betina usia delapan tahun salah satu dari 250 individu orangutan Kalimantan (termasuk empat bayi) ikut program reintroduksi BOS Nyaru Menteng. Ia sering bolos sekolah. Kelakuannya seusai sekolah sering memisahkan diri dari kawan lainnya.
“Anok memang berbeda dengan yang lain. Seperti manusia, dia cewek ingin mendapat perhatian pengunjung,” kata Koordinator babysitter (pengasuh) orangutan, Sri Rahayu (38 tahun), saat berkunjung ke BOS Nyaru Menteng, beberapa waktu lalu.
Yayasan BOS Nyaru Menteng memiliki area perhutanan pendidikan seluas 62 ribu hektare (ha), sedangkan kawasan pengelolaan orangutan (Central reintroduction) seluas 15 ribu ha. Untuk membina ratusan orangutan, BOS Nyaru Menteng memiliki 47 orang babysitter, 57 orang teknisi, delapan dokter hewan, dan satu paramedis.
Sri Rahayu membawahi 47 orang babysitter, semuanya perempuan. Mereka direkrut kalangan ibu rumah tangga. Babysitter bertugas dalam dua waktu; mulai pukul 07.00 sampai 14.00 dan pukul 14.00 sampai malam. Tugas babysitter selain mengasuh dan merawat orangutan, juga menjadi guru kelas sekolah orangutan pada pagi dan petang hari.
Orangutan Sakit
Selama delapan tahun mengabdi di BOS Nyaru Menteng, Sri Rahayu merasa dekat dengan habitat orangutan. Awalnya bekerja, rasa takut kepada satwa liar tersebut sangat manusiawi. Pekerjaan utamnya menghadapi orangutan dan mendidiknya.
Niat yang tulus, ia mampu ‘menaklukkan’ karakter orangutan liar menjadi jinak dan bersahabat. Sri Rahayu menjadi terbiasa bergaul dan bercengkrama dengan orangutan, layaknya seperti manusia.

3 hours ago
1













































