Nur Azizah Khairunnisa
Edukasi | 2025-09-17 13:48:36
Air adalah kebutuhan mutlak bagi tubuh manusia, di mana sekitar 60%–70% komposisi tubuh terdiri dari air. Tanpa kecukupan minum, kualitas hidup akan menurun juga. Manusia mungkin bisa bertahan berbulan-bulan tanpa makan, tetapi hanya dua hingga tiga hari tanpa minum. Hal ini sejalan dengan Target 6.1 dalam Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu memastikan akses terhadap air minum yang aman dan merata bagi semua orang pada tahun 2030. Selain itu, SDGs 6 juga menekankan pada aspek kualitas air, pengelolaan sumber daya air secara terpadu, serta pemulihan ekosistem yang berhubungan dengan air.
Tanpa cukup air, tubuh akan kehilangan kemampuan dasarnya untuk dapat bekerja secara optimal. Air tidak hanya membantu keseimbangan tubuh, tetapi juga mendukung berbagai proses biologis. Dalam sistem pencernaan, air melumasi dan melunakkan makanan sehingga mempermudah pencernaan dan mencegah konstipasi. Pada sistem sirkulasi, air menjaga darah agar tetap cair untuk mengangkut oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Air juga berperan dalam pengaturan suhu melalui penguapan keringat, hingga membantu membuang racun melalui urine. Selain itu, air juga menjaga performa fisik selama beraktivitas, menjaga kesehatan kulit, dan melindungi tubuh dari berbagai penyakit, termasuk obesitas.
Namun, air minum yang dikonsumsi tidak bisa asal-asalan. Agar air dapat dikonsumsi, harus memenuhi sejumlah standar agar aman dan dapat benar-benar bermanfaat bagi tubuh secara optimal. Air harus bersih, jernih, bebas dari kotoran maupun partikel yang terlihat, serta tidak berbau dan tidak berasa. Terlebih lagi, air minum wajib terbebas dari mikroorganisme berbahaya seperti bakteri, virus, dan parasit, serta tidak mengandung zat kimia beracun seperti logam berat atau pestisida. Idealnya, air memiliki pH yang seimbang, yaitu berada pada kisaran 6,5–8,5 agar tidak menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan. Tak kalah penting, air yang layak minum seharusnya mudah dimurnikan tanpa merusak kualitasnya.
Kebutuhan cairan setiap orang berbeda-beda, tergantung usia, berat badan, aktivitas fisik, hingga kondisi lingkungan. Orang dewasa dianjurkan minum sekitar delapan gelas atau dua liter air per hari. Sedangkan, ibu hamil, membutuhkan lebih banyak cairan, hingga tiga liter, untuk menunjang metabolisme tubuh dan perkembangan janin. Saat seseorang sakit, kebutuhan cairan dapat meningkat hingga 12 gelas per hari, baik dari air putih maupun makanan dan buah-buahan. Atlet atau pekerja berat di luar ruangan bahkan membutuhkan hingga 15 gelas sehari, ditambah minum saat dan setelah berolahraga. Bahkan bagi pekerja kantoran yang banyak duduk, menjaga asupan air tetap penting agar ginjal tetap sehat.
Tubuh terus kehilangan cairan melalui keringat, pernapasan, urin, dan feses. Jika cairan yang masuk tidak seimbang dengan cairan yang keluar, risiko kesehatan pun muncul, mulai dari dehidrasi, sembelit, bahkan gagal ginjal. Kekurangan cairan juga berdampak pada fungsi otak, karena dapat menurunkan kemampuan konsentrasi, melemahkan daya ingat, dan membuat tubuh cepat rasa lelah, baik secara fisik maupun emosional.
Pemenuhan air bagi tubuh bukan sekedar untuk menjaga kesehatan, tetapi juga kunci untuk menjaga hampir fungsi vital tubuh. Mengonsumsi air putih secara rutin jauh lebih bermanfaat dibanding hanya minum saat merasa haus, sebab tubuh membutuhkan asupan cairan yang cukup setiap hari untuk mencegah dehidrasi dan menurunkan risiko berbagai penyakit.
Oleh karena itu, biasakanlah untuk selalu membawa botol air minum ke mana pun kita pergi, karena dengan langkah sederhana ini dapat berdampak besar bagi kesehatan tubuh. Mulailah dari sekarang, jadikan air putih sebagai sahabat setia untuk hidup lebih sehat dan bertenaga. Ingat, menjaga tubuh dari berbagai penyakit adalah bentuk cinta nyata kepada diri sendiri.
Referensi:
Lakoro, Y., Hadi, H., & Julia, M. (2016). Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics). Alma Ata University Press. Medicine. https://doi.org/10.21927/IJND.2013.1(2).102-109
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.