Jakarta, CNBC Indonesia - Emas telah lama menjadi simbol kekayaan dan keamanan finansial. Dengan nilainya yang terus meningkat dari waktu ke waktu, banyak orang menganggapnya sebagai investasi yang aman. Namun, apakah bijak untuk berutang demi membeli emas?
Baik itu pinjaman pribadi atau kartu kredit, meminjam uang untuk berinvestasi dalam emas adalah keputusan yang memerlukan pertimbangan matang. Berikut penjelasan mengenai risiko dan alternatif agar dapat mengambil keputusan keuangan yang tepat.
Harga emas terus naik, apakah layak dibeli dengan utang?
Secara historis, harga emas cenderung meningkat, menjadikannya investasi menarik. Bahkan saat terjadi krisis ekonomi, emas sering kali mempertahankan nilainya dan permintaannya meningkat, terutama menjelang musim perayaan.
Bagi mereka yang kekurangan dana, bank dan lembaga keuangan menawarkan pinjaman khusus untuk membeli emas. Namun, apakah ini langkah investasi yang cerdas?
Per 18 Maret 2025, harga emas mencapai rekor tertinggi, dengan harga emas spot mencapai puncak US$3.038,26 per ons.
Menurut seorang investor emas yang kini menjadi analis di Uni Emirat Arab, Georgina Effel, meminjam uang untuk membeli emas di tengah harga yang tinggi bukanlah langkah yang bijaksana. Menurutnya, saat emas diperdagangkan pada rekor tertinggi, mengambil utang untuk membeli emas adalah langkah yang berisiko, bahkan jika harga emas turun, kata ia, tetap tidak menyarankan berutang untuk membelinya.
"Meskipun emas dapat memberikan keuntungan besar, biaya bunga yang tinggi membuat pinjaman menjadi pilihan yang kurang menarik. Volatilitas pasar dapat dengan cepat menghapus keuntungan, meninggalkan Anda dalam utang tanpa hasil," ujarnya seperti dikutip laman Gulf News di Jakarta pada Kamis (20/3/2025).
Haruskah meminjam atau pakai kartu kredit untuk beli emas?
Meski berisiko, beberapa orang tetap mempertimbangkan untuk meminjam uang demi membeli emas. Jika memang bersikeras melakukannya, metode mana yang paling baik?
Pinjaman pribadi bisa tampak seperti pilihan yang masuk akal jika suku bunga rendah dan harga emas naik dengan cepat. Secara teori, jika nilai emas meningkat lebih cepat dari bunga pinjaman, bisa saja memperoleh keuntungan. Namun, tidak semua orang memenuhi syarat untuk pinjaman berbunga rendah, dan jika harga emas turun, bisa terjebak dalam utang yang lebih besar dari nilai investasi.
Di sisi lain, menggunakan kartu kredit untuk membeli emas bisa lebih berisiko karena bunga yang tinggi, sering kali berkisar antara 14% hingga 30%. Pakar keuangan Shino Thoma, seorang bankir spesialis pinjaman emas asal India, memperingatkan bahwa meminjam uang untuk membeli emas hanya masuk akal jika berencana menyimpannya dalam jangka panjang.
"Investasi emas jangka pendek sangat tidak terduga. Jika harga turun, Anda bisa kehilangan uang dengan cepat," tambahnya.
Jika melihat performa masa lalu, harga emas memang meningkat secara signifikan dalam setahun terakhir. Namun, jika melihat dalam rentang waktu satu dekade, imbal hasil tahunan emas tergolong moderat-bahkan bisa lebih rendah dari bunga pinjaman yang harus dibayar.
Jadi, apakah sebaiknya mengambil pinjaman untuk membeli emas? Jawabannya tergantung pada toleransi risiko dan situasi keuangan sseorang. Jika bisa mendapatkan pinjaman dengan bunga lebih rendah dari perkiraan keuntungan, mungkin ini bisa dipertimbangkan-tetapi hanya jika Anda siap menghadapi risikonya.
Dengan demikian, emas tetap menjadi aset yang solid untuk diversifikasi portofolio, meski membelinya dengan uang pinjaman adalah pertaruhan. Saran dari Effel? "Gunakan uang sendiri dan beli emas saat harga sedang turun." Meskipun emas telah memberikan keuntungan besar dalam satu dekade terakhir, sangat penting untuk berinvestasi dengan bijak, ya dan tanpa tambahan beban utang.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Warga Pilih Nabung Daripada Jajan Skincare, Ini Kata Pengusaha
Next Article Guntur Blak-blakan Bantah Sukarno Punya Emas 57 Ton di Swiss: Bohong!