REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Suasana Pasar Wosi, Kabupaten Manokwari, Papua Provinsi Barat, pada Rabu (5/11/2025) pagi WIT, mendadak ramai. Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka blusukan ke pasar tradisional tersebut untuk menyapa para pedagang sekaligus melihat langsung aktivitas ekonomi masyarakat.
Kehadiran Wapres Gibran disambut antusias oleh warga dan para pedagang yang sebagian besar merupakan mama-mama Papua. Mereka tampak berebut bersalaman dan berbincang singkat dengan Wapres termuda dalam sejarah Indonesia itu.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Dalam kunjungan itu, RI 2 tampak menyapa sejumlah pedagang sambil menanyakan harga-harga bahan pangan lokal. "Ini mama tanam sendiri jagungnya? Berapa harganya?" ucap Gibran.
"Rp 10.000 segini," jawab sang pedagang.
"Kalau ini (jeruk)?" lanjut Gibran.
"Rp 5.000," jawabnya lagi.
"Ya sudah nanti sama ini ya," kata Gibran sambil menunjuk tumpukan hasil bumi yang akan dibelinya.
Sementara itu, salah seorang warga asal Ayamaru, Juliana Kambuaya (51 tahun), yang sedang berbelanja, mengaku terharu bisa melihat langsung sosok Wapres Gibran. "Saya belum pernah ketemu langsung, baru kali ini. Saya lihat tadi, rasanya senang sekali. Sebagai wakil presiden yang termuda di Indonesia, beliau turun langsung ke pasar, itu luar biasa."
Menurut dia, kedatangan Gibran memberi harapan bagi masyarakat kecil, terutama para mama-mama Papua yang berjualan di pasar. "Tadi kan mama-mama Papua ada yang sempat bicara juga. Kami berharap dengan beliau datang, bisa ada perubahan, terutama untuk kondisi pasar Wosi. Ada Mama-Mama yang masih jualan di bawah tanah, semoga nanti bisa dibenahi," ucap Juliana.
Dia pun menyinggung soal harga kebutuhan pokok yang harganya lebih tinggi dengan daerah lain. "Kalau makanan lokal murah, tapi kalau sembako agak beda. Ada selisih sekitar 20 persen. Misalnya minyak goreng satu liter bisa Rp 25 ribu," tutur Yuliana.
Dia berharap, program percepatan pembangunan di Tanah Papua yang belum lama ini digaungkan dapat membantu menurunkan harga barang dan biaya transportasi. "Ongkos transport mama-mama dari kampung mahal sekali. Kadang kalau bawa tiga karung barang, bisa bayar Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu per karung. Jadi semoga nanti ada perubahan, supaya hidup kami di pasar ini lebih ringan," kata Yuliana.

2 hours ago
2










































