LSI Denny JA: Lulusan SD Paling Banyak Tak Percaya Ijazah Jokowi Palsu

21 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Hasil survei yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkap tingkat kepercayaan publik terhadap isu ijazah palsu Presiden RI ketujuh, Joko Widodo atau Jokowi.

Dalam surveinya, lembaga survei milik Komisaris Utama (Komut) Pertamina Hulu Energi itu melakukan sejumlah kategorisasi.

Berdasarkan segmentasi atau kategorisasi pendidikan, responden yang mengaku tidak percaya ijazah Jokowi palsu didominasi dari kelompok responden dengan tingkat pendidikan lulusan SD ke bawah yang mencapai 81,5 persen.

"Di segmen pendidikan, mereka yang hanya tamat SD ke bawah, sebesar 81,5 persen tak percaya dengan isu ijazah palsu Jokowi. Di mereka yang hanya tamat SMP atau sederajat, sebesar 73,7 persen yang tak percaya, dan di segmen mereka yang tamat SMA sederajat sebesar 69,8 persen," kata peneliti senior LSI Denny JA, Ardian Sopa dalam paparannya.

Lulusan D3 ke atas dan tinggal di kota percaya ijazah Jokowi palsu

Sebaliknya, angka terbesar responden yang mengaku percaya dengan isu ijazah palsu Jokowi, didominasi kelompok masyarakat dengan lulusan pendidikan D3 ke atas yang angkanya mencapai 20,6 persen.

"Tamat D3 ke atas yang percaya ijazah Jokowi palsu 20,6 persen, tamat SMA 13,8 persen, tamat SMP 10,5 persen, tamat SD 7,4 persen," kata Ardian.

Kemudian, dari segmentasi tempat tinggal, pada kelompok responden yang mengaku percaya, angkanya banyak didominasi dari masyarakat perkotaan dengan 16,3 persen berbanding 10,4 persen dari masyarakat pedesaan.

"Mereka yang percaya isu ijazah palsu Jokowi lebih banyak di perkotaan," kata Ardian.

Gen Z dominan percaya ijazah palsu

Lalu dari kelompok usia, pada responden yang mengaku percaya, angkanya banyak didominasi dari kelompok atau generasi Z sebesar 14,3 persen. Atau lebih besar dari generasi milenial sebesar 9,5 persen, generasi X 13,8 persen, dan baby boomer 11,9 persen.

"Memang terlihat dari data ini, semakin generasi X, ini semakin yang tidak percaya terhadap isu ijazah palsu Jokowi," kata dia.

Secara keseluruhan, dalam survei tersebut, sebanyak 74,6 persen responden mengaku tak percaya isu ijazah palsu Jokowi. Hanya 12,2 persen responden yang mengaku cukup percaya atau sangat percaya, dan sisanya 13,2 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Survei itu itu memberikan pertanyaan kepada responden, 'apakah ibu/bapak percaya bahwa ijazah Presiden Jokowi Palsu?'. Hasil survei memperlihatkan kepada kita yang menyatakan tidak percaya, bahwa ijazahnya palsu itu ada 74,6 persen," kata Ardian.

"Kemudian yang percaya atau cukup percaya di angka 12,2 persen," imbuhnya.

Survei kepercayaan terhadap isu ijazah palsu Jokowi dilakukan terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia dengan metode multi stage random sampling. Teknik pengumpulan data survei menggunakan wawancara tatap muka lewat kuisioner selama periode 28 Mei hingga 12 Juni 2025 dengan margin of error sekitar 2,9 persen.

(thr/dal)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research