Laporan: AS Bisa Saja Cegah Serangan Israel ke Qatar, tapi Pilih Membiarkan

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Laporan terbaru mengungkapkan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sesungguhnya sudah mengetahui rencana Israel untuk menyerang Qatar dengan dalih menarget pemimpin Hamas. Informasi ini sempat dibantah Gedung Putih yang menyebut, Trump baru diberi tahu usai serangan udara militer Israel (IDF) itu dilancarkan.

Menurut laporan Axios, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah menelepon Trump sekira pukul 12.00 GMT (08.00 pagi waktu Washington DC) pada hari serangan, yakni Selasa (9/9/2025). Kontak itu bertujuan memberi penjelasan tentang rencana serangan ke Qatar dengan dalih hendak menyasar pemimpin Hamas. Hanya sekira 51 menit usai sambungan telepon itu, sebuah ledakan dilaporkan terjadi di Doha.

Gedung Putih bersikeras, Trump "tidak punya kesempatan" untuk menolak atau mencegah serangan IDF itu ke Qatar. Sebab, dalihnya, informasi baru sampai ketika rudal sudah meluncur.

"Militer AS menginformasikan kepada Presiden tentang serangan Israel terhadap para pemimpin Hamas di Doha. Ia (Trump) langsung menginstruksikan Utusan Timur Tengah, Steve Witkoff, agar mengabarkan ini ke Qatar," ujar juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt kepada Axios, dikutip TRT World, Selasa (16/9/2025).

Namun, sejumlah pejabat Israel yang mengetahui langsung peristiwa itu mengatakan, Gedung Putih sebenarnya sudah mengetahui lebih awal. Mereka mengakui waktu untuk menghentikan serangan memang terbatas, tetapi menegaskan, komunikasi politik sudah terjadi sebelum rudal ditembakkan.

Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, menegaskan pihaknya baru menerima kabar dari AS sekira 10 menit setelah serangan dimulai.

"Trump sesungguhnya sudah mengetahui informasi tentang serangan sebelum misil diluncurkan, dan (Trump) tidak mencegahnya," ungkap seorang pejabat senior Israel.

Pejabat lainnya menambahkan, AS sudah diberi tahu di tingkat politik "terlebih dahulu." Jika Trump memang ingin menghentikannya, Gedung Putih bisa saja mencegah rencana serangan IDF ke Qatar itu.

Pejabat ini juga menegaskan, rudal belum diluncurkan ketika Netanyahu berbicara via telepon dengan Trump. Dan, Israel siap membatalkan rencana serangan jika saja mendapat keberatan dari Gedung Putih.

Hingga kini, baik pejabat Amerika maupun Israel tidak mengonfirmasi atau menyangkal laporan tersebut. Serangan di ibu kota Qatar itu menewaskan lima anggota Hamas dan seorang petugas keamanan Qatar.

Serangan itu langsung menuai kecaman internasional, sementara Trump hanya mengatakan dirinya "sangat tidak senang" dengan kejadian tersebut. Netanyahu sendiri berulang kali menegaskan bahwa serangan itu adalah langkah sepihak Israel, termasuk saat konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada Senin lalu.

sumber : TRT World

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research