Kepala SPPG Tambolaka NTT: Program MBG Hidupkan Ekonomi Lokal

1 day ago 7

Info Politik | CNN Indonesia

Senin, 02 Jun 2025 17:03 WIB

Program MBG di Sumba Barat Daya tidak hanya memberi asupan sehat, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal dengan melibatkan petani dan pengusaha setempat. Kepala SPPG Tambolaka, Christian Chandralitya Reski Leteboro. (Foto: Dok. Istimewa).

Jakarta, CNN Indonesia --

Di balik sajian makan bergizi gratis bagi anak-anak sekolah dan ibu hamil di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), tersimpan kisah kebangkitan ekonomi lokal. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tambolaka tak hanya memberi asupan sehat, tetapi juga membuka peluang kerja dan menggairahkan sektor pertanian warga sekitar.

Kepala SPPG Tambolaka, Christian Chandralitya Reski Leteboro menyampaikan pergerakan positif perekonomian ekonomi lokal itu karena semua kebutuhan dapur untuk MBG dipasok dari wilayah sendiri.

"Untuk bahan baku makanan kita, semuanya kita gunakan bahan baku makanan dari lokal. Artinya bahan baku makanan kita yang kita berikan sebagai menu di SPPG Tambolaka ini kita memenfaatkan petani lokal, juga peternak dan pengusaha-pengusaha lokal yang ada di Kabupaten Sumba Barat Daya," ujarnya saat ditemui pekan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, keterlibatan petani lokal menjadi kunci utama. Bila pasokan dari wilayah kota belum cukup, maka sumber bahan makanan akan dicari dari desa-desa di sekitar Kabupaten Sumba Barat Daya.

Dia mengakui masih ada tantangan saat ini, yakni pasokan sayuran dalam jumlah besar. Namun hal ini justru membuka ruang kolaborasi dengan pemerintah desa dan dinas terkait untuk memotivasi petani agar lebih percaya diri menanam.

"Karena pasarnya sudah jelas bahwa akan ada dapur SPPG, satuan pelayanan pemunduhan gizi, yang siap untuk menampung hasil tani atau hasil ternak dari penduduk lokal yang ada di Kabupaten Sumba Barat Daya," tuturnya.

Tak hanya petani dan peternak, dapur ini juga menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar. SPPG Tambolaka mengerahkan 47 karyawan, termasuk dengan ahli gizi hingga akuntan yang merupakan warga sekitar.

Pun demikian para pemasok bahan pokok seperti sayuran, telur, dan ayam juga berasal dari pengusaha lokal.

Meskipun belum semua dapat memenuhi kebutuhan dalam skala besar, dapur SPPG tetap berkomitmen menjaga sirkulasi ekonomi tetap berada di dalam kabupaten. Karenanya dia berharap program MBG ini benar-benar mampu menjadi motor penggerak ekonomi desa.

"Harapan kami dengan adanya program makan bergizi ini bisa membantu daerah untuk meningkatkan ekonomi terutama masyarakat," katanya.

Ke depan pun demikian, SPPG Tambolaka akan terus mendampingi para pemasok kebutuhan dapur dan juga melakukan pendekatan dengan menggandeng pemda setempat untuk terus memberdayakan sumber daya lokal.

Program MBG di Sumba Barat Daya bukan sekadar soal piring makan yang terisi secara gratis, tapi juga soal gotong royong dan kebangkitan ekonomi dari desa, oleh desa, untuk desa.

(ory/ory)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research