Kebohongan Trump Terungkap, Ternyata Restui Serangan Israel ke Qatar

2 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Laporan terbaru mengungkapkan bahwa Presiden AS Donald Trump diberitahu rencana Israel menyerang Doha untuk membunuh pimpinan Hamas sekitar sejam sebelum kejadian. Trump tak mencegah upaya serangan ke negara yang dimanfaatkan AS jadi lokasi pangkalan militer terbesar mereka di Timur Tengah itu.

Tujuh pejabat Israel mengatakan kepada Axios dalam laporan pada Senin bahwa Gedung Putih mengetahui serangan Selasa lalu sebelum rudal diluncurkan. Ini menyangkal klaim Trump yang mengatakan AS tidak diberi peringatan yang berarti mengenai serangan di Doha.

Faktanya, pemberitahuan Israel memberi Trump cukup waktu untuk membatalkan serangan tersebut, menurut tiga pejabat yang mengetahui langsung yang dikutip dalam laporan tersebut. Laporan itu mengungkapkan bahwa Netanyahu menelepon Trump sekitar pukul 08.00 pagi waktu Washington. Laporan pertama mengenai ledakan di Doha muncul sekitar 50 menit kemudian.

"Pertama, ada diskusi mengenai tingkat politik antara Netanyahu dan Trump, dan kemudian melalui saluran militer. Trump tak mengatakan tidak (untuk serangan ke Doha)," kata seorang pejabat senior Israel kepada Axios. “Jika Trump ingin menghentikannya, dia bisa melakukannya,” kata pejabat kedua. “Dalam praktiknya, dia tidak melakukannya.”

Serangan tersebut menimbulkan kemarahan dari pemerintah Arab, yang mengadakan pertemuan darurat pada Senin atas serangan tersebut. Pertemuan tersebut, yang dihadiri oleh para pemimpin negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik penuh dengan Israel, menghasilkan kecaman keras terhadap negara Zionis tersebut.

Laporan tersebut tidak menjelaskan dengan jelas apa yang sebenarnya dibicarakan dalam percakapan telepon Trump-Netanyahu, juga tidak jelas apakah Trump memberitahu pihak Qatar ketika masih ada waktu untuk menghindari serangan tersebut.

Israel sejauh ini mengamini kebohongan versi Gedung Putih karena pertimbangan diplomatik, kata pejabat ketiga. Sementara pejabat keempat mengatakan, “Amerika sedang melakukan pertunjukan.”

Pejabat kelima mengatakan pemerintah AS mempunyai alasan untuk menjauhkan diri dari serangan tersebut, sehingga “apa yang mereka katakan secara terbuka harus dianggap remeh.” Pejabat keenam mengatakan ini bukan pertama kalinya Trump “mengada-ada,” karena alasan politik, mengenai percakapannya dengan para pemimpin Israel.

Qatar adalah sekutu utama AS di Timur Tengah, dan menjadi tuan rumah pangkalan militer Amerika terbesar di kawasan. Doha juga telah menjadi mediator utama dalam negosiasi jangka panjang untuk pembebasan sandera yang ditahan oleh kelompok teror di Gaza, gencatan senjata antara Israel dan Hamas, dan rencana pasca-konflik di Jalur Gaza.

Para pemimpin senior Hamas yang menjadi sasaran pekan lalu dilaporkan telah berkumpul untuk meninjau kerangka kesepakatan semacam itu, yang diusulkan oleh AS.

Pada Jumat, setelah serangan tersebut, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani makan malam dengan Trump dan Wakil Presiden AS JD Vance, serta utusan AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff. Sesi ini merupakan kelanjutan dari pertemuan selama satu jam yang dilakukan al-Thani di Gedung Putih hari itu dengan Vance dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio.

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research