REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) menyatakan efisiensi sistem transportasi dan distribusi menjadi kunci untuk memperkuat daya saing ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian rantai pasok global. Perusahaan menekankan pentingnya transformasi logistik nasional melalui integrasi pelabuhan, kawasan industri, dan hinterland secara digital dan terstandar.
Menurut Direktur Utama SPSL, Joko Noerhudha, pelabuhan memegang peran strategis dalam rantai pasok nasional yang 90 persen kegiatan ekspor-impor Indonesia masih bergantung pada jalur laut. Hal tersebut disampaikan Joko dalam forum Indonesia Economic Outlook (IEO) 2026 yang digelar belum lama ini.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.“Transformasi bidang transportasi dan distribusi nasional harus berorientasi pada efisiensi dan integrasi. SPSL berperan memperkuat konektivitas pelabuhan dengan kawasan industri dan hinterland melalui digitalisasi dan standarisasi layanan,” kata Joko dalam keterangannya, Rabu (29/10/2025).
Pelabuhan, kata dia, perlu berevolusi menjadi sistem transportasi intermodal yang saling terhubung dalam satu rantai pasok terintegrasi. Langkah itu dinilai penting untuk menekan biaya logistik nasional yang masih tergolong tinggi dibanding negara tetangga dan untuk meningkatkan daya saing ekspor Indonesia di pasar global.
Joko juga menyoroti berbagai tekanan eksternal seperti krisis di Laut Merah, meningkatnya tensi geopolitik, dan kemacetan di sejumlah pelabuhan dunia yang mengganggu rantai pasok internasional. Ia menilai kondisi tersebut menjadi peringatan bagi Indonesia untuk memperkuat sistem logistik domestik agar lebih efisien dan adaptif terhadap guncangan global.
SPSL disebut tengah mendorong integrasi pelabuhan dengan kawasan industri serta penerapan teknologi untuk meningkatkan transparansi dan efektivitas layanan. Integrasi ini, jika dijalankan secara konsisten, diyakini dapat menurunkan biaya logistik nasional dan memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia.
Joko menegaskan efisiensi logistik tidak bisa dicapai hanya melalui investasi infrastruktur, tetapi juga lewat kolaborasi lintas sektor. “Sinergi antara pelabuhan, pelaku transportasi, dan industri menjadi kunci untuk membangun rantai pasok yang terkoneksi dan adaptif terhadap perubahan global,” ujarnya.
Forum Indonesia Economic Outlook (IEO) 2026 yang diikuti lebih dari 150 peserta, juga menghadirkan sejumlah pembicara dari berbagai institusi seperti Bappenas, BPS, World Bank, dan Namarin. CEO Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengatakan forum ini penting untuk menilai daya tahan ekonomi nasional di tengah perubahan global yang cepat.
“Konflik geopolitik memengaruhi pergerakan barang secara global. Karena itu, sektor logistik menjadi indikator penting dalam membaca daya tahan ekonomi nasional,” kata Setijadi.

3 hours ago
1










































