Indonesia Berpotensi Garap Industri Kakao Secara Berkelanjutan

3 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indonesia memiliki potensi besar sebagai salah satu negara penghasil kakao terbesar di dunia. Namun, sektor ini masih menghadapi tantangan serius mulai dari perubahan iklim, serangan hama, usia pohon tua, hingga ketersediaan bibit unggul.

Mondelez International melalui program Cocoa Life, berupaya memperkuat kolaborasi multisektor untuk membangun industri kakao berkelanjutan. Director Sustainability Southeast Asia Mondelēz International, Andi Sitti Asmayanti, menjelaskan Cocoa Life telah berjalan sejak 2012 sebagai inisiatif global yang menyasar negara-negara penghasil kakao utama.

“Misi Cocoa Life adalah mempercepat kemajuan komoditas kakao dengan meningkatkan kesejahteraan petani serta melindungi dan memulihkan lingkungan, khususnya hutan tempat kakao tumbuh. Dalam menciptakan sektor kakao yang berkelanjutan, kolaborasi dan kemitraan menjadi kunci utama,” ujar Andi, Senin (15/9/2025).

Program ini mendapat apresiasi pemerintah. Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian, Merrijantij Punguan Pintaria, menilai Cocoa Life dapat mengoptimalkan peluang besar yang dimiliki Indonesia dalam subsektor industri makanan dan minuman.

Kementerian Perindustrian juga tengah mendorong pembentukan Badan Pengelola Kakao, dengan menambahkan lingkup komoditas di Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP) sehingga nomenklaturnya berubah menjadi BPDP Kakao, Kelapa Sawit, dan Kelapa.

“Kami juga mengusulkan sebagian dana bea keluar dari ekspor biji kakao dapat dimanfaatkan kembali untuk pengembangan hulu-hilir kakao,” kata Merrijantij.

Hingga akhir 2024, Cocoa Life di Indonesia telah memberdayakan 32.500 petani di 310 desa, menghadirkan 120 rumah pembibitan dengan mendistribusikan lebih dari 7 juta bibit kakao unggul serta 635 ribu pohon penaung multi guna yang juga bernilai ekonomis.

Selain itu, program ini telah memetakan dan memantau lebih dari 31.500 perkebunan kakao di Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

“Cocoa Life percaya sektor kakao berkelanjutan bukan hanya soal peningkatan produksi, tetapi juga pemberdayaan komunitas dan pelestarian lingkungan,” kata Andi.

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research