REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Human Initiative (HI) terus melakukan pemantauan intensif terhadap bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sejak akhir November 2025. Laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal dunia di tiga provinsi tersebut telah mencapai 303 orang.
Rinciannya, sebanyak 47 korban dilaporkan meninggal di Aceh, 166 orang di Sumatera Utara, dan 90 orang di Sumatera Barat. Selain itu, ratusan warga masih dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian oleh tim gabungan di sejumlah wilayah terdampak.
Bencana dipicu oleh cuaca ekstrem, tingginya curah hujan, serta meningkatnya debit sungai yang menyebabkan genangan meluas, rumah warga terendam, dan akses jalan tertutup material longsor. Sejumlah desa juga terpantau terisolasi akibat terputusnya jalur distribusi darat.
Leader Squad Disaster Risk Management Human Initiative, Deni Kurniawan, menyampaikan bahwa kondisi di lapangan masih sangat dinamis dan menyulitkan proses evakuasi di sejumlah titik terdampak.
“Di beberapa lokasi, ketinggian air masih cenderung naik dan akses menuju desa terdampak tertutup longsor. Ini membuat proses evakuasi dan distribusi bantuan tidak bisa dilakukan secara maksimal,” ujar Deni dalam keterangan tertulis, Selasa (26/11/2025).
Pemantauan lapangan yang dilakukan tim Human Initiative menunjukkan, di Aceh banjir merendam ratusan rumah warga sehingga memaksa warga mengungsi ke balai desa dan fasilitas umum.
“Warga mengungsi ke balai desa dan fasilitas umum yang relatif lebih aman, namun kebutuhan mendesak seperti air bersih dan makanan siap santap masih menjadi persoalan utama,” lanjutnya.
Di Sumatera Utara, banjir besar diperparah longsor yang menutup akses jalan penghubung antardesa.
“Beberapa wilayah praktis terisolasi karena jalur utama tertutup material longsor. Kami terus berkoordinasi dengan BPBD setempat agar akses logistik segera dibuka,” kata Deni.
Sementara itu, di Sumatera Barat, banjir berlumpur dan longsor perbukitan terjadi hampir bersamaan.
“Material lumpur menutup jalan lingkungan dan merendam rumah-rumah penduduk. Situasi di lapangan membutuhkan dukungan alat berat dan tenaga tambahan,” ujarnya.
Merespons kondisi tersebut, Human Initiative mengerahkan bantuan kemanusiaan awal melalui empat aksi utama, yakni tim evakuasi, dapur air, distribusi makanan siap santap, serta distribusi perlengkapan bayi dan balita.
Deni menegaskan bahwa Human Initiative berkomitmen mempercepat bantuan, terutama bagi kelompok rentan.
“Anak-anak, lansia, dan perempuan menjadi prioritas utama. Kami berupaya agar mereka mendapatkan perlindungan dan kebutuhan dasar secepat mungkin,” jelasnya.
Human Initiative juga terus memperbarui pantauan lapangan serta berkoordinasi dengan BPBD, aparat desa, dan relawan lokal demi memastikan bantuan menjangkau wilayah prioritas.
Menutup keterangannya, Deni mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemulihan warga terdampak.
“Kami mengajak masyarakat untuk bersama-sama membantu saudara-saudara kita yang terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat agar mereka bisa bangkit kembali,” katanya.

1 hour ago
1















































