CNN Indonesia
Minggu, 01 Jun 2025 18:30 WIB

Sumatera Utara, CNN Indonesia --
Kemunculan harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) di perkebunan karet di Desa Pudun Jae Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kota Padangsidimpuan, Sumatra Utara (Sumut) bikin warga ketakutan.
Ketua Tim Humas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, Alfianto Siregar mengatakan warga melaporkan telah melihat satwa langka yang dilindungi itu saat berada di kebun karet pada Jumat (30/5).
"Informasi berawal dari warga Pudun Jae yang sedang menderes di kebun karet sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu warga tersebut mengatakan melihat satwa harimau melintas sekitar 40 meter dari lokasinya berdiri," kata Alfianto, Minggu (1/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga tersebut mengaku melihat bagian punggung, kaki belakang dan ekor yang berwarna kuning berbelang. Tak hanya itu, ia juga mendengar suara auman.
Karena takut warga tersebut langsung berlari dan mengajak anaknya pulang ke kampung.
"Kejadian itu dilaporkan ke Kepala Dusun I Pudun Jae. Kemudian diteruskan ke BBKSDA. Mendapatkan informasi, tim Bidang Wilayah III Padangsidimpuan BBKSDA Sumut segera menemui warga yang diduga melihat harimau," ucapnya.
Tim BBKSDA Sumut bersama pihak Polsek dan Koramil bertemu di rumah kepala dusun untuk berkordinasi pada Sabtu (31/5). Kemudian petugas dibantu masyarakat melakukan monitoring dan verifikasi jejak ke lokasi.
"Hasil pengecekan di dua lokasi yang disebutkan warga Desa Pudun Jae tidak ditemukan jejak baik tapak kaki maupun cakaran. Karena tanahnya adalah tanah keras, kering dan ditutupi serasah daun karet kering," jelasnya.
Menurut Alfianto, lokasi penemuan berada di kawasan kebun karet, dengan kemiringan sekitar 15 derajat berjarak sekitar 3 kilometer dari pemukiman. Landskap satu hamparan dengan kawasan Suaka Margasatwa Barumun.
"Tim mengimbau masyarakat agar dalam jangka waktu satu pekan ini tetap waspada. Jika ke kebun atau sawah jangan sendirian, tidak terlalu pagi (di atas jam 08.00 WIB) dan sudah kembali sore hari (paling lambat jam 16.00 WIB) serta tidak memasang jerat atau berburu," tegasnya.
Warga juga diminta memberikan informasi ke petugas jika kembali melihat harimau dalam sepekan ke depan. Petugas tetap akan memantau kondisi dan informasi jika ada temuan lebih lanjut akan dilakukan pemasangan kamera jebakan.
"Petugas juga melakukan patroli sapu jerat, sebagai kegiatan antisipasi yang dapat berpotensi melukai harimau," paparnya.
(fnr/fea)