-
Pasar keuangan RI kemarin bergerak mixed, IHSG menguat, obligasi diburu, tetapi rupiah melemah.
-
Wall Street berpesta, S&P mencetak rekor penutupan tertinggi
-
Keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) akan menentukan nasib pasar keuangan RI hari ini.
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan RI pada perdagangan kemarin Selasa (18/2/2025) bergerak beragam. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak hijau, obligasi diburu investor, tetapi rupiah melemah.
IHSG sepanjang perdagangan kemarin terpantau menguat 0,62% ke posisi 6873,54. Apresiasi tersebut kemudian melanjutkan penguatan IHSG selama tiga hari beruntun.
Ada sebanyak 354 saham terpantau naik, 196 saham turun, dan 238 saham stagnan.
Adapun total nilai transaksi di bursa kemarin mencapai Rp 12,68 triliun. Volume perdagangan sebanyak 22,89 miliar saham dengan frekuensi sebanyak 1.231.251 kali.
Mayoritas sektor saham menguat pada penutupan pasar kemarin. Penguatan terbesar terjadi pada sektor barang konsumsi non primer sebesar 2%. Diikuti penguatan di sektor kesehatan 1,5%, sektor keuangan 1%, sektor barang konsumsi primer 0,9%, dan sektor perindustrian 0,7%.
Beralih ke pasar nilai tukar, rupiah malah terpantau kontras dengan bergerak ke zona merah.
Merujuk data Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,37% ke angka Rp16.270/US$. Pelemahan ini mematahkan tren penguatan yang terjadi empat hari beruntun.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 14:54 WIB naik 0,29% di angka 106,88. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi sehari sebelumnya (17/2/2025) yang berada di angka 106,57.
Depresiasi yang terjadi pada rupiah akibat dari DXY yang cenderung mengalami apresiasi.
Sementara itu, pelaku pasar juga mengantisipasi hasil hasil RDG BI yang akan dirilis pada Rabu siang hari ini (19/2/2025).
Sebagian pelaku pasar memperkirakan BI akan memangkas suku bunga kembali sementara sebagian lain memproyeksi BI akan mempertahankan suku bunga.
Seperti diketahui, sebelumnya BI secara mengejutkan memangkas suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,75% pada Januari 2025. BI memangkas suku bunga sebagai upaya untuk mendongkrak pertumbuhan.
Sedangkan konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 19 lembaga/institusi secara mayoritas memberikan proyeksi bahwa BI tampaknya akan menahan suku bunganya di level 5,75%.
Namun, delapan dari 19 lembaga/institusi tersebut justru memperkirakan bahwa BI akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 bps ke level 5,50%.
Beralih lagi ke instrumen surat utang, pada perdagangan kemarin terpantau masih diburu investor. Perdagangan kemarin juga bersamaan dengan adanya lelang Surat Utang Negara (SUN).
Mengutip data Refinitiv pada perdagangan kemarin sekitar pukul 15.40 WIB, yield obligasi acuan RI dengan tenor 10 tahun mengalami penutunan 1,04% atau setara 7,1 basis poin (bps) ke posisi 6,76%.
Sebagai catatan, pergerakan yield dan harga itu berlawanan. Jadi, ketika yiled turun, maka harga menguat.
Adapun, untuk minat yang masuk dalam lelang SUN kemarin mencapai Rp84 triliun dengan yang dimenangkan sebanyak Rp30 triliun.
Dari jumlah yang terserap tersebut, nilai-nya mencapai 115,38% atau melampaui target indikatif yang ditetapkan sebanyak Rp26 triliun.
Pages