Gaikindo: Industri Otomotif Siap Dukung Penggunaan Biofuel E10 

2 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menegaskan kesiapan industri otomotif nasional dalam mendukung program pemerintah untuk memperluas penggunaan biofuel berbasis etanol. Kukuh menyebut, secara global, bahan bakar campuran etanol sudah menjadi tren dan terbukti aman digunakan di berbagai negara.

"Kita siap mendukung upaya untuk penggunaan biofuel. Secara global, etanol sudah secara meluas dipergunakan," ujar Kukuh saat diskusi publik Pusat Kajian Ketahanan Energi untuk Pembangunan Berkelanjutan Universitas Indonesia (PUSKEP UI) bertajuk "Dampak Etanol Terhadap Kualitas BBM" di Kampus UI Salemba, Jakarta, Jumat (7/11/2025).

Kukuh memaparkan Eropa telah menerapkan penggunaan dari E5 menjadi E10, Prancis dari E10 menuju ke E85, India dari E10 ke E20, Cina dari E5 menjadi E10, dan Thailand juga mengembangkan E10, E20, hingga E85, Brasil dengan E85-E100, sedangkan Indonesia kini mulai beralih dari E0 ke E10 sejalan dengan upaya transisi energi bersih.

Kukuh menyampaikan Indonesia bahkan memiliki keunggulan teknologi karena sudah memproduksi mesin yang mampu mengadopsi bahan bakar etanol hingga E85–E100.

"Yang menariknya, E85 di Brasil itu engine-nya dibuat di Karawang. Jadi Indonesia sudah memproduksi engine yang mampu mengadopsi bahan bakar etanol sampai E85–E100 dan diekspor ke Brasil," sambung dia. 

Kukuh menjelaskan, sebagian besar kendaraan yang diproduksi sejak 2000 sudah kompatibel dengan campuran etanol hingga E10, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dalam penggunaannya. Ia juga menyebutkan Gaikindo menyarankan pemerintah menyusun peta jalan (roadmap) menuju pemanfaatan etanol yang lebih luas.

"Targetnya, E10 ini bisa terpenuhi secara menyeluruh pada 2029. Sekarang sudah ada E5 di Jakarta dan sekitarnya, bahkan di Jawa Timur saya lihat sudah ada kendaraan yang diberi label ‘powered by E10’," lanjut Kukuh. 

Kukuh menambahkan, tiap daerah dapat mengembangkan bahan baku etanol sesuai potensinya, seperti jagung di Lampung atau tebu di Jawa Timur. Menurut Kukuh, penggunaan etanol sebagai campuran bensin aman selama seluruh standar dan kaidah teknis dipenuhi. 

"Kami bersama Japan Automotive Manufacturing Association (JAMA) telah melakukan kajian sejak 2008 tentang dampak etanol bagi kendaraan. Hasilnya, E10 untuk kendaraan buatan Jepang, terutama yang dibuat 2000 ke atas, sudah kompatibel," kata Kukuh. 

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research