Erick Thohir dalam Perspektif Komunikasi Politik dan Prospek Prestasi Olahraga Nasional

3 hours ago 1

Oleh : Syahnanto Noerdin*

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penunjukan Erick Thohir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) pada 17 September 2025 oleh Presiden Prabowo Subianto menghadirkan dinamika baru dalam komunikasi politik dan manajemen olahraga Indonesia.

Keputusan ini menarik perhatian karena Erick Thohir tidak hanya membawa rekam jejak sebagai pengusaha sukses dan mantan Menteri BUMN, tetapi juga pengalaman langsung di dunia olahraga sebagai Ketua Umum PSSI periode 2023-2027.

Erick Thohir, kelahiran Jakarta 30 Mei 1970, memiliki latar belakang yang unik dalam kombinasi bisnis, pemerintahan, dan olahraga. Sebelum menjabat sebagai Menpora, ia telah mengemban amanah sebagai Menteri BUMN (2019-2025). Pengalaman organisasi olahraganya dimulai sebagai Ketua Umum Perbasi (2006-2010) dan kini sebagai Ketua Umum PSSI sejak Februari 2023.

Kredibilitas Erick Thohir dalam dunia olahraga internasional tidak diragukan. Ia pernah menjadi pemilik klub sepakbola Inter Milan dan DC United, serta memiliki pengalaman dalam industri media dan olahraga global. Hal ini memberikan perspektif yang berbeda dibandingkan menteri olahraga sebelumnya yang umumnya berasal dari latar belakang akademis atau birokrasi.

Selain rekam jejaknya sebagai Menteri BUMN dan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir juga pernah menjabat sebagai Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) pada periode 2015–2019. Pada masa itu, ia sukses memimpin Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, yang dianggap sebagai salah satu penyelenggaraan terbaik sepanjang sejarah event olahraga Asia. Keberhasilan ini memperkuat reputasi Erick di kancah olahraga internasional dan menjadi modal penting dalam membangun kredibilitasnya sebagai pengelola olahraga nasional.

Strategi Komunikasi Berbasis Prestasi

Dari perspektif komunikasi politik, penunjukan Erick Thohir mencerminkan strategi pemerintah Prabowo untuk menempatkan figur yang memiliki track record nyata di bidangnya. Menurut teori komunikasi politik yang dikembangkan oleh Brian McNair (2020), kredibilitas komunikator politik sangat bergantung pada rekam jejak dan pengalaman relevan yang dimiliki.

Erick Thohir memiliki keunggulan komunikatif karena dapat berbicara berdasarkan pengalaman langsung mengelola organisasi olahraga dan BUMN. Hal ini sejalan dengan konsep "authenticity in political communication" yang ditekankan oleh Lilleker dan Koc-Michalska (2021), di mana autentisitas menjadi kunci efektivitas komunikasi politik di era media sosial.

Legitimasi dan Penerimaan Publik

Penunjukan ini juga dapat dianalisis melalui kacamata legitimasi politik. Menurut Weber (dalam Beetham, 2020), legitimasi dapat diperoleh melalui tiga cara: tradisional, karismatik, dan legal-rasional. Erick Thohir menggabungkan legitimasi karismatik (pengalaman bisnis dan olahraga internasional) dengan legal-rasional (pengalaman birokrasi sebagai Menteri BUMN).

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research