Erdogan: Semua Tahu Rekam Jejak Israel Ingkar Janji

9 hours ago 4

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan Israel di Gaza kembali menyalakan bara kemarahan dunia. Janji damai yang seharusnya memberi napas bagi warga Gaza justru dihempaskan oleh dentuman bom dan rentetan peluru tentara Zionis.

Lebih dari seratus nyawa melayang sejak kesepakatan gencatan senjata diumumkan,  kebanyakan di antaranya perempuan dan anak-anak. Dunia pun kini menyaksikan, dengan getir dan marah, betapa rapuhnya makna “gencatan senjata” di hadapan kerakusan kekuasaan zionis dan pendukungnya.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menjadi salah satu suara paling lantang menentang kebiadaban itu. Dalam pidatonya yang bergemuruh di Forum Dunia TRT 2025, Jumat lalu, Erdogan menyebut serangan Israel bukan sekadar pelanggaran, melainkan genosida yang disiarkan terang-terangan di depan mata dunia. Ia menuding kegagalan total masyarakat internasional, lembaga-lembaga yang mestinya menjaga perdamaian kini bungkam, seolah kehilangan nurani.

Dengan nada tajam dan penuh amarah, Erdogan menggugat kemunafikan global yang membiarkan darah anak-anak Gaza mengering di reruntuhan rumah mereka.

“Israel punya senjata nuklir dan kemampuan untuk menyerang Gaza kapan saja, dengan cara apa pun,” ujarnya lantang. “Lantas, bagaimana mungkin mereka bisa mengeklaim diri tidak bersalah?” sebagaimana diberitakan TRT World pada Jumat (31/10/2025)

Kata-kata itu menggema ke seluruh dunia, mengguncang hati mereka yang masih memiliki rasa kemanusiaan. Dunia boleh diam, tapi setiap bom yang dijatuhkan Israel kini menjadi saksi bahwa yang dilanggar bukan hanya perjanjian gencatan senjata, melainkan nurani seluruh umat manusia.

Lebih lanjut, Erdogan menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata mematikan, yang sengaja diarahkan kepada anak-anak di tengah salah satu krisis kemanusiaan terparah di era modern.

“Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata, terutama untuk menyakiti anak-anak,” tegasnya.

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research