BI Buka Suara Soal Redenominasi Rupiah: Proses Direncanakan Matang

3 hours ago 2

Teller menunjukkan uang rupiah pecahan kecil di Kantor Cabang Muamalat Tower di Jakarta, Senin (24/3/2025). Bank Muamalat menyiapkan uang tunai sebesar Rp624 miliar untuk mengantisipasi kebutuhan uang tunai di masyarakat sepanjang Ramadan dan libur Idulfitri 1446 Hijriah. Hal ini sekaligus menjadi bentuk nyata dukungan Bank Muamalat dalam kegiatan Semarak Rupiah dan Berkah Idulfitri (Serambi) 2025 yang diselenggarakan Bank Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) buka suara mengenai ramainya topik redenominasi rupiah di tengah publik. BI menekankan, proses redenominasi rupiah direncanakan secara matang, dan dalam mengegolkannya didasarkan pada berbagai faktor yang bisa dipertanggungjawabkan.

Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menyampaikan tiga poin mengenai persoalan tersebut. Pertama, ia menyebut redenominasi merupakan langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi transaksi, memperkuat kredibilitas rupiah, dan mendukung modernisasi sistem pembayaran nasional. 

“Redenominasi rupiah adalah penyederhanaan jumlah digit pada pecahan (denominasi) rupiah tanpa mengurangi daya beli dan nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa,” kata Denny dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (10/11/2025). 

Kedua, ia menyebut bahwa proses redenominasi direncanakan secara matang dan melibatkan koordinasi erat antarseluruh pemangku kepentingan (stakeholders). 

“Saat ini, RUU Redenominasi telah masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Jangka Menengah Tahun 2025 – 2029, sebagai RUU inisiatif Pemerintah atas usulan Bank Indonesia. Selanjutnya, Bank Indonesia bersama Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat akan terus melakukan pembahasan mengenai proses redenominasi,” jelasnya.

Adapun yang ketiga yakni berkaitan dengan implementasi redenominasi yang dipastikan mempertimbangkan berbagai hal dengan memperhatikan dinamika yang terjadi. 

“Implementasi redenominasi tetap mempertimbangkan waktu yang tepat, dengan memperhatikan stabilitas politik, ekonomi, sosial serta kesiapan teknis termasuk hukum, logistik, dan teknologi informasi. Bank Indonesia akan tetap fokus menjaga stabilitas nilai Rupiah dan mendukung pertumbuhan ekonomi selama proses redenominasi berlangsung,” terangnya. 

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research