Shujaiyya Telah Menjadi Kota Hantu dan Terhapus dari Peta, yang Tersisa Hanya Pepohonan

3 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA— Surat kabar internasional membahas kerusakan besar yang ditimbulkan Israel di Jalur Gaza dan memburuknya kondisi kemanusiaan para tahanan Palestina di penjara-penjara pendudukan.

Surat kabar Telegraph, yang untuk pertama kalinya memasuki Gaza, menerbitkan laporan dari dalam lingkungan Shujaiyya di bagian utara Jalur Gaza.

Surat kabar Inggris tersebut menyebutkan bahwa tempat itu telah berubah menjadi kota hantu karena tidak ada lagi yang tersisa kecuali pepohonan.

Laporan tersebut menegaskan bahwa Israel telah menghancurkan semua bangunan yang ada di sebelah barat Shujaiyya, dan mengatakan bahwa kawasan tersebut telah dihapus dari peta.

Laporan tersebut mengutip seorang pejabat militer Israel, bahwa beberapa jenazah tawanan diperkirakan berada di tempat tersebut. Hal itu sama dengan pernyataan gerakan perlawanan Islam Hamas .

Sedangkan surat kabar Financial Times mengutip pernyataan para tahanan Palestina yang telah dibebaskan mengenai kekerasan dan perlakuan buruk yang mereka alami di dalam penjara-penjara Israel, di mana kondisi mereka memburuk sejak 7 Oktober 2023.

Surat kabar tersebut mengutip pernyataan seorang tahanan bahwa pembebasan mereka bukanlah kebahagiaan yang sesungguhnya karena mereka dipukuli dan dihina sampai saat-saat terakhir, tanpa ada kemanusiaan atau belas kasihan.

Surat kabar tersebut berkomentar bahwa kesaksian para tahanan yang dibebaskan menyoroti penderitaan para tahanan yang semakin parah sejak awal perang, terutama dengan kembalinya Itamar Ben Gvir sebagai penanggung jawab keamanan, yang berdampak pada layanan kesehatan, kualitas makanan, dan kondisi kamar mandi.

Di Israel, penulis Ravid Hecht menerbitkan sebuah artikel di Haaretz, yang menyatakan bahwa pelarian kaum Yahudi ultra-ortodoks dari wajib militer merupakan kartu truf yang kuat bagi oposisi Israel dalam pemilihan umum mendatang, karena mendapat dukungan luas dari masyarakat yang melampaui perpecahan politik.

Hecht mencatat bahwa oposisi menyia-nyiakan kartu ini karena konflik kepemimpinan antara Yair Lapid, Naftali Bennett, Gadi Eizenkot, dan Benny Gantz.

Masing-masing dari mereka bersikeras untuk memimpin oposisi, sementara Benjamin Netanyahu berusaha meredakan kontroversi dan menunda keputusan legislatif apa pun untuk menghindari pemilihan umum berubah menjadi referendum tentang hak-hak istimewa kaum Haredi.

Hesht berpendapat bahwa keberhasilan oposisi bergantung pada persatuan barisan di belakang satu pemimpin dan retorika yang berfokus pada keadilan dalam pembagian beban dinas militer, jika tidak, mereka akan kehilangan kartu ini lagi. 

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research