Segini Besaran Tarif Transjakarta tanpa Subsidi

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta bakal menaikkan tarif Transjakarta dalam waktu dekat. Salah satu alasan tarif perlu dinaikkan adalah karena beban subsidi yang ditanggung Pemprov Jakarta untuk operasional Transjakarta cukup tinggi. 

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, biaya operasional yang dapat ditutup dari tarif (cost recovery) Transjakarta hanya sekitar 14 persen. Angka itu mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yang masih berada di kisaran 34-35 persen.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

"Artinya jika (cost recovery) tinggal 14 persen, maka subsidi yang harus disiapkan itu sebesar 86 persen," kata dia di Balai Kota Jakarta, Rabu (29/10/2025).

Menurut dia, untuk menutupi 86 persen biaya operasional Transjakarta pastinya membutuhkan anggaran yang besar. Sementara kondisi fiskal Pemprov Jakarta akan berkurang karena adanya pemangkasan dana transfer ke daerah (TKD), termasuk dana bagi hasil (DBH), pada tahun anggaran 2026.

Karena itu, Syafrin menilai, mau tidak mau penyesuaian tarif Transjakarta perlu dilakukan. Namun, ia belum bisa memastikan tarif yang nantinya akan berlaku. 

Ia menjelaskan, nilai keekonomian atau tarif asli Transjakarta tanpa subsidi semestinya adalah sekitar Rp 13 ribu per penumpang. Namun, saat ini penumpang Transjakarta hanya perlu membayar tarif Rp 3.500. 

"Rp 9.700 subsidi-nya, jadi tambah Rp 3.500 tarifnya (yang dibayar penumpang), jadi (nilai kekonomiannya) Rp 13 ribu," kata dia. 

Syafrin berharap masyarakat dapat memahami mengenai rencana kenaikan tarif Transjakarta. Namun, ia memastikan, tarif baru yang bakal diterapkan tidak akan terlalu memberatkan masyarakat. 

"Ini tentu yang harus dipahami masyarakat dan tentu kami terus melakukan simulasi-simulasi untuk mendapatkan angka yang ideal, sehingga ini tidak juga memberatkan masyarakat, jika memang ditetapkan Pak Gubernur ada penyesuaian tarif," ujar Syafrin.

Sebelumnya, Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan, pihaknya tidak bisa terus menerus memberikan subsidi. Apalagi, pemerintah pusat bakal memangkas dana TKD untuk Jakarta. 

"Maka untuk itu, kami akan melakukan penyesuaian, tetapi tidak memberatkan kepada 15 golongan. Karena 15 golongannya kan tetap gratis, sehingga mereka tetap kita proteksi," kata dia. 

Ia mengaku sudah menampung sejumlah usulan dari masyarakat terkait besaran tarif Transjakarta yang ideal. Dari berbagai komentar warganet di media sosial, mayoritas tarif Transjakarta yang cocok adalah Rp 5.000 atau Rp 7.000. 

"Saya juga mendengar, rata-rata mereka mengusulkan, di media saya itu antara 5.000 sampai 7.000, rata-rata. Tetapi kami akan memutuskan sesuai dengan nanti apa yang menjadi kemampuan masyarakat," ujar Pramono.

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research