Subhan Riyadi
Sastra | 2025-11-05 16:44:18
Tarian Hujan (sumber: AI)
Tarian hujan November merangkai tirai kelabu, bukan lenggokan riang yang menyambut mu...
Kulihat tarian cinta yang tertahan dalam jeda senyap....
Sayang, saat tetesan memeluk bayangmu merayap, Tahukah kau, hati ini pun serupa bergetar?...
Takdir tak membiarkan kekeringan abadi bersemayam, dan saat hujan datang membasuh bumi yang kelam, segalanya bergeser, sulit diukur, sukar dilukiskan, di tengah dingin, di pusaran hujan nulan November.....
Musim telah berganti, kemarau telah usai di jelajahnya, membawa kisah tentang gaharnya api melahap dahaga...
Namun cuaca adalah pendulum, datang dan pergi tergesa, siapa yang bersorak, siapa yang terperosok celaka? Tak ada yang benar-benar yakin di bulan yang dilema....
Kau hadir, wahai hujan, sebuah berkah yang dinanti, bukan musibah, namun ironi banjir pun menghantui....
Bukan hujan yang salah, tapi mengapa luapan itu tiba? Padahal seharusnya...
Seharusnya...
Tanah-tanah menggeliat, bunga-bunga bermekaran dari kering kerontang yang meradang... Taman mulai berseri menghilangkan tandus dan pilu yang membentang....
Hewan ternak tiada lagi dahaga, tak kekurangan embun, tanah tandus merekah, lahan jadi subur, lega tak terperikan, petani seharusnya makmur, hidup dalam senyum kebahagiaan...
Namun....
Skenario indah itu kerap luput dari genggaman nyata, hanya khawatir dan was-was yang mampir ke jiwa....
Tamu tak diundang itu hadir, bernama banjir bersama sampah yang kita tanam menuai hasil, menyisakan jejak ketakutan di hati yang terdalam ini...
Tapi ketika ketegangan mereda, saat gema badai pergi, dan bayangan musibah masih menggantung, tak sepenuhnya mati....
Aku tahu, hujan ini adalah pupuk, dia bisa menanam benih-benih cinta di relung hati yang terpendam, saat tiada lagi jari menuding, tiada lagi yang disalahkan....
Maka, jangan gentar pada rintik yang membasahi bumi, kita masih bisa menemukan cinta di balik musibah yang menghampiri....
Sebab tiada yang kekal, tak ada yang bertahan selamanya, bahkan penghujan bulan November yang deras pun, pasti akan mereda....
Makassar, 5 November 2025.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

3 hours ago
2









































