6 hours ago
2
Wanita menggunakan alat tes kehamilan (ilustrasi). Untuk memastikan hasil yang didapatkan valid dan tidak menyesatkan, memahami kapan waktu yang paling ideal dan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi hasil tes menjadi sangat penting.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika siklus bulanan tak kunjung hadir, hati setiap perempuan yang mendamba buah hati akan dipenuhi harap. Pada saat yang sama, rasa cemas tak terhindarkan ikut membayangi langkah awal penentu, yaitu tes kehamilan. Alat sederhana ini menjadi gerbang penentu, namun sering kali akurasinya dipertanyakan karena kesalahan waktu atau cara penggunaan.
Untuk memastikan hasil yang didapatkan valid dan tidak menyesatkan, memahami kapan waktu yang paling ideal dan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi hasil tes menjadi sangat penting. Dokter yang sedang menempuh pendidikan spesialis Obstetri dan Ginekologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Arya Ady Nugroho, mengatakan pemahaman yang benar tentang tes kehamilan akan meminimalisasi keraguan dan membantu langkah selanjutnya terkait kesehatan reproduksi wanita.
Tidak ada kode iklan yang tersedia."Tes kehamilan paling efektif dilakukan setelah terlambat menstruasi selama satu minggu," kata dia kepada Republika.co.id pada Selasa (4/11/2025).
Pada periode emas ini, kadar hormon kunci yang menjadi penanda kehamilan, yaitu human chorionic gonadotropin (hCG), telah mencapai konsentrasi yang cukup tinggi di dalam urine. Dia menjelaskan, menurut penelitian, hasil negatif setelah satu pekan keterlambatan menstruasi hampir dapat dipastikan menunjukkan bahwa seseorang tidak hamil.
Periode window ini memberikan waktu yang memadai bagi tubuh untuk memproduksi hCG hingga level yang mampu dideteksi oleh sebagian besar alat tes. Jika dilakukan terlalu cepat, sebelum kadar hCG cukup tinggi, risiko mendapatkan hasil negatif palsu (false negative) akan sangat besar, meskipun sebenarnya sudah terjadi pembuahan.
Namun, tidak semua alat tes kehamilan diciptakan sama. Perbedaan utama terletak pada sensitivitas alat. "Tidak semua tes kehamilan memiliki sensitivitas yang sama," ujar dr Arya.
Tes yang memiliki sensitivitas lebih tinggi mampu mendeteksi kadar hCG yang lebih rendah, sehingga memungkinkan deteksi kehamilan dilakukan lebih awal. Sebaliknya, tes dengan sensitivitas rendah baru akan memberikan hasil positif setelah kadar hCG meningkat jauh lebih tinggi. Konsumen perlu cermat memilih karena jenis-jenis tes kehamilan pun beragam, masing-masing dengan kelebihan dan tingkat akurasi yang berbeda.
