Israel Kepung dan Bombardir Kota Gaza, 106 Warga Syahid

4 hours ago 1

Pengungsi Palestina meninggalkan Gaza utara dengan berjalan kaki dan kendaraan, selepas serangan penjajah Israel, Senin, 15 September 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Sebanyak 106 warga Palestina syahid sepanjang Selasa, di seantero Jalur Gaza. Kematian-kematian ini menyusul dimulainya serangan darat Israel ke Kota Gaza yang makin meluluhlantakkan wilayah yang hampir dua tahun didera agresi genosidal penjajah tersebut.

Kantor berita WAFA melaporkan bahwa 91 orang syahid di Jalur Gaza utara, sebagian besar di Kota Gaza, sementara sembilan orang syahid di Jalur Gaza tengah, dan enam di Jalur Gaza selatan. Sebanyak 40 orang di antara korban jiwa itu syahid dalam serangan Israel yang menargetkan tiga rumah milik keluarga Zaqout, Hamid, dan Balousha di utara Kota Gaza.

Jurnalis Muhammad Rabah melaporkan dari Gaza bahwa dalam salah satu serangan pesawat Israel juga mengebom mobil yang membawa pengungsi dari Kota Gaza. Pesawat Israel menargetkan kendaraan yang membawa pengungsi di Gaza barat pada Selasa malam, menewaskan lima warga Palestina. 

Pesawat tersebut menargetkan kendaraan tersebut di daerah al-Katiba ketika kendaraan tersebut berusaha melarikan diri ke Jalur Gaza selatan. Dua anak termasuk di antara korban jiwa dan beberapa lainnya terluka. Ambulans bergegas ke lokasi serangan dan membawa korban luka ke Rumah Sakit Al-Shifa. 

Pada Selasa, sumber medis di Jalur Gaza mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat agresi Israel yang sedang berlangsung, yang dimulai pada 7 Oktober 2023, telah meningkat menjadi 64.964 orang tewas dan 165.312 orang luka-luka. Sebagian besar korban adalah anak-anak dan perempuan. Pengepungan Israel juga menyebabkan kelaparan yang menewaskan 428 warga Palestina, termasuk 146 anak-anak.

Serangan Israel menyasar mobil berisi warga Gaza yang mengungsi dari Kota Gaza menuju selatan, Selasa (17/9/2025).

Militer Israel sejak Selasa dini hari mengintensifkan serangan udaranya di Jalur Gaza, menghancurkan banyak bangunan dan fasilitas sipil. Serangan juga mengakibatkan jumlah kematian dan cedera yang mencapai rekor tertinggi.

Pertahanan Sipil Gaza mengatakan sejumlah orang hilang masih berada di bawah reruntuhan rumah yang dibom oleh pesawat tempur Israel tanpa peringatan sebelumnya. Kurangnya sumber daya dan alat berat serta mesin menghalangi penyelamatan mereka.

Tentara pendudukan Israel memperbarui peringatannya kepada warga Kota Gaza untuk segera mengungsi, mengumumkan peluncuran operasi militer skala besar untuk menduduki kota tersebut. Tentara Israel mengatakan bahwa dua divisi militer telah memulai operasi di kota tersebut, dan divisi ketiga akan segera bergabung dengan mereka.

"Kami telah mulai memperdalam operasi menuju jantung Kota Gaza, yang dianggap sebagai wilayah vital bagi Hamas," kata Kepala Staf IDF Eyal Zamir dilansir Aljazirah.

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research