Hati-Hati, Olahraga Ini Malah Bisa Bikin Cepat Tua

5 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Olahraga merupakan kegiatan yang menyehatkan. Namun siapa sangka aktivitas tersebut dapat mempercepat proses penuaan jika dilakukan secara berlebihan.

Mengutip dari Times of India, para peneliti menunjukkan, latihan fisik dengan intensitas tinggi tanpa diimbangi waktu istirahat yang cukup justru dapat memicu kerusakan sel dalam tubuh.

Studi yang dipublikasikan mengungkapkan bahwa manfaat baik olahraga sangat bergantung pada cara dan intensitasnya. Olahraga dengan aktivitas fisik ringan hingga sedang yang dilakukan secara konsisten justru lebih berkaitan dengan usia harapan hidup yang lebih panjang dibandingkan olahraga berat yang dilakukan terus-menerus.

Dalam sebuah studi kohort prospektif terhadap hampir 9.700 lansia membuktikan, aktivitas santai seperti berjalan kaki, berkebun, atau olahraga rekreasi terbukti lebih memberikan manfaat kesehatan jangka panjang yang lebih baik dibandingkan rutinitas latihan berat yang terjadwal ketat.

Studi tersebut menjelaskan bahwa olahraga berlebihan bisa membuat tubuh cepat tua karena tubuh dipaksa bekerja terlalu keras tanpa pemulihan memadai. Hal itu memicu hormon stres seperti kortisol yang meningkat. Kondisi ini memicu stres oksidatif, yakni kerusakan sel akibat penumpukan radikal bebas dalam tubuh.

Jika stres oksidatif terjadi secara berulang dan berkepanjangan, kemampuan tubuh untuk memperbaiki sel akan menurun. Akibatnya, proses penuaan sel dan jaringan tubuh dapat berlangsung lebih cepat.

Selain itu, studi tersebut juga mengungkapkan bahwa secara biologis, sebenarnya tubuh bekerja dengan prinsip hormesis. Stres ringan dalam jangka pendek, termasuk olahraga, memang bermanfaat. Namun stres yang berlebihan dan terus-menerus justru membuat tubuh kehilangan kemampuan adaptasi.

Maka tak heran sebagian penggemar olahraga intensitas tinggi melaporkan kelelahan kronis, cedera berulang, hingga munculnya tanda-tanda penuaan dini seperti penurunan stamina dan kualitas tidur.

Kesimpulannya, olahraga tetap penting, tapi harus seimbang. Olahraga terstruktur tetap dibutuhkan untuk menjaga kekuatan otot dan kebugaran. Namun para ahli menyarankan agar masyarakat tidak terpaku pada jadwal latihan berat setiap hari.

Aktivitas fisik santai yang menyenangkan, seperti olahraga bersama teman atau berjalan ringan, justru dinilai memberikan manfaat ganda. Selain menyehatkan tubuh, aktivitas ini juga meningkatkan interaksi sosial yang berperan penting bagi kesehatan mental dan menurunkan risiko kematian dini.

Perlu diingat, aspek pemulihan juga menjadi faktor krusial yang kerap diabaikan. Kurang tidur dan minim waktu istirahat diketahui dapat memperparah peradangan kronis serta stres oksidatif dalam tubuh.

Pemulihan tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga mental. Meditasi, yoga ringan, atau sekadar mengambil jeda dari rutinitas padat terbukti membantu menurunkan tingkat stres dan menyeimbangkan hormon tubuh.

Mengutip Live Well Magazine, para pakar kesehatan menyarankan pendekatan olahraga yang lebih seimbang, antara lain, mengikuti rekomendasi WHO, yaitu 150-300 menit aktivitas fisik intensitas sedang per minggu.

Kemudian, dapat mengombinasikan olahraga terstruktur dengan aktivitas fisik santai. Selain itu, menyediakan hari istirahat di antara latihan berat. Jangan lupa memantau sinyal tubuh seperti kelelahan berlebihan dan nyeri berkepanjangan Melengkapi olahraga dengan latihan kekuatan, keseimbangan, dan fleksibilitas juga dapat dilakukan.

Perlu diketahui, latihan sederhana seperti squat, lunge, push-up, hingga glute bridge juga dinilai efektif menjaga massa otot dan mencegah penurunan fungsi tubuh seiring bertambahnya usia.

Olahraga perlu dilakukan secara seimbang, istirahat cukup dan menyenangkan. Sebab, aktivitas fisik tidak hanya menjaga kebugaran, tetapi juga membantu tubuh menua secara lebih sehat dan berkualitas.

(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research