REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) akan menggelar The 21st Indonesian Palm Oil Conference and 2026 Price Outlook (IPOC 2025) pada 12–14 November 2025 di Bali. Forum ini akan membahas arah masa depan industri sawit Indonesia di tengah perang regulasi global, dinamika perdagangan, dan tuntutan transisi energi berkelanjutan.
Ketua Umum GAPKI Eddy Martono mengungkapkan, IPOC 2025 mengangkat tema “Navigating Complexity, Driving Growth: Governance, Biofuel Policy, and Global Trade”. Menurut Eddy, forum ini menjadi momentum penting bagi pelaku industri, pemerintah, dan pakar internasional untuk merumuskan strategi memperkuat tata kelola serta daya saing sawit nasional.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Eddy mengatakan, IPOC 2025 bukan sekadar ajang diskusi, tetapi forum untuk menyusun langkah konkret menghadapi tekanan regulasi seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR) dan kebijakan tarif dari Amerika Serikat. “IPOC merupakan forum strategis untuk membahas arah industri kelapa sawit ke depan, khususnya upaya-upaya yang dapat dilakukan para pelaku industri sawit dalam mendorong produktivitas di tengah beragam peluang dan tantangan domestik maupun global,” ujar Eddy dalam konferensi pers, Selasa (28/10/2025).
Sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia berperan penting menjaga pasokan minyak nabati global. Industri ini kini tengah beradaptasi terhadap kebijakan energi hijau dan isu keberlanjutan yang semakin kompleks. Di sisi lain, sektor sawit tetap menjadi pilar ekspor nonmigas dan sumber ekonomi bagi jutaan masyarakat di wilayah perkebunan.
Konferensi ini akan menghadirkan pembicara nasional dan internasional terkemuka, seperti Thomas Mielke (Executive Director Oil World), Julian McGill (pendiri Glenauk Economics), Ryan Chen (Cargill Investments, China), Satia Varqa (FastMarkets), dan analis senior Dorab Mistry (Godrej International Ltd). Mereka akan mengulas tren harga, proyeksi pasar, dan arah kebijakan minyak nabati global.
Selain itu, Pietro Paganini akan membahas strategi komunikasi menghadapi tekanan regulasi global. Sementara Eddy Abdurrachman dan Andri Hadi akan menyoroti arah diplomasi sawit Indonesia, serta Dr. M. Fadhil Hasan dan Oscar Tjakra akan mengulas rantai pasok, kebijakan energi, dan prospek investasi jangka panjang sektor sawit.
Dari sisi pemerintah, pembicara kunci yang dijadwalkan hadir antara lain Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy, Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Mereka akan membahas roadmap industri sawit menuju Indonesia Emas 2045 serta dampak kebijakan global terhadap daya saing nasional.
Ketua Panitia IPOC 2025 Mona Surya menyampaikan, kegiatan ini juga menghadirkan pameran teknologi dan inovasi sawit dari sektor hulu hingga hilir. “Seluruh rancangan penyelenggaraan IPOC ini diharapkan menjadi masukan penting bagi para pelaku industri sawit nasional,” ujar Mona.
Tahun ini, IPOC 2025 menargetkan lebih dari 1.500 peserta dari kalangan pelaku usaha, pembuat kebijakan, analis, dan investor global.

3 hours ago
3












































