Jakarta, CNN Indonesia --
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani mengkritik kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (Demul) yang berencana menghapus pekerjaan rumah (PR) untuk siswa sekolah.
Lalu Ari, sapaan akrabnya, menilai pemberian PR kepada siswa adalah kewenangan guru yang tidak boleh diintervensi secara sepihak oleh kepala daerah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Guru adalah pihak yang paling memahami kebutuhan dan karakteristik siswanya. Karena itu, keputusan untuk memberikan PR atau tidak seharusnya diserahkan kepada guru, bukan dibatasi secara sepihak oleh kepala daerah," kata Lalu Ari dalam keterangan tertulis, Rabu (11/6).
Lalu Ari menegaskan setiap siswa sekolah memiliki latar belakang dan kondisi belajar yang berbeda yang berkaitan dengan kondisi sosial-ekonomi mereka masing-masing.
Oleh karena itu, kata dia, guru memiliki peranan penting dalam menentukan pemberian PR sesuai dengan metode belajar yang paling tepat.
"Tidak semua siswa punya kondisi belajar yang sama di rumah. Ada yang butuh penguatan lewat PR, ada juga yang tidak. Di sinilah pentingnya diskresi guru dalam menentukan metode belajar yang paling sesuai," ujarnya.
Sebelumnya, Dedi meminta sekolah-sekolah di Jawa Barat tidak memberikan Pekerjaan Rumah (PR) kepada siswanya. Langkah tersebut seiring kebijakan Dedi tentang jam masuk sekolah di Jabar pukul 06.30 WIB.
"Nah selanjutnya karena anak-anak tidak boleh keluar rumah Lebih dari Jam 9 (malam) tanpa pendampingan, tanpa keperluan yang mendesak, yang didasarkan pada izin orang tuanya, maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana untuk menghapus pekerjaan rumah Bagi anak-anak sekolah," kata Dedi di media sosial Instagramnya, @dedimulyadi71, yang dilihat pada, Rabu (4/6).
Dedi mengatakan seluruh pekerjaan sekolah termasuk tugas harus dilakukan di sekolah dan tidak lagi harus diselesaikan di rumah.
"Seluruh pekerjaan sekolah, dikerjakan di sekolah. Tugas-tugas sekolah, dikerjakan di sekolah, tidak dibawa menjadi beban di rumah. Di rumah anak-anak itu rileks, baca buku, berolahraga fokus membantu kedua orang tuanya, meringankan beban-beban pekerjaannya, kemudian belajar membereskan rumah, cuci piring, perempuan belajar masak, ngepel dan berbagai kegiatan lainnya yang bermanfaat," katanya.
(fra/mab/fra)