Muhammad Zahran, CNBC Indonesia
05 December 2025 12:40
Jakarta, CNBC Indonesia - Benua Afrika tengah mengalami perubahan geologis besar. Retakan seismik raksasa diperkirakan akan membuka jalan bagi terbentuknya cekungan samudra baru dan membelah Afrika menjadi dua benua.
Melansir penelitian Pırtı (2025) tentang "Investigation of the Africa splitting into two as new ocean forms" dalam jurnal Geodesy and Cartography, para ilmuwan mengukur pergeseran kerak bumi di berbagai titik di Afrika melalui data GNSS berpresisi tinggi.
Data magnetik terbaru menunjukkan adanya pergeseran kerak bumi di bawah Afrika, memicu terbentuknya retakan yang berkembang perlahan tetapi terus berlangsung. Jejak magnetik ini dianggap sebagai bukti kuat adanya keretakan yang lambat namun stabil.
Foto: Pexels
Peta dunia
Retakan diidentifikasi sebagai tepi tiga lempeng tektonik yang telah bergeser selama beberapa waktu, yaitu Nubia Afrika, Somalia Afrika, dan Arab.
Pelacakan GNSS menunjukkan bahwa pergerakan tanah di antara lempeng tektonik tersebut telah terjadi secara terus menerus pada laju yang berbeda, dengan lempeng Arab bergerak menjauh dari Afrika dengan laju satu inci (2,54 cm) per tahun. Pergerakan ini akan menyebabkan Laut Merah dan Teluk Aden membanjiri wilayah Afar dan East African Rift Valley, sehingga membentuk samudra baru dan membuat bagian Afrika Timur menjadi benua terpisah.
Para ilmuwan juga mengamati bahwa Lempeng Somalia terus bergerak menjauh dari Lempeng Nubia. Proses ini merupakan bagian dari East African Rift System (EARS) yang sudah aktif sejak 22 juta tahun lalu.
Retakan benua akan terjadi di sepanjang East African Rift, wilayah yang aktif secara geologis yang pembentukannya jutaan tahun lalu mirip dengan pergerakan tektonik yang terjadi di dasar lautan.
Di area East African Rift, sebuah retakan tektonik raksasa membentang sekitar 6.800 kilometer dari Yordania hingga menembus Afrika timur dan Mozambik. Dengan lebar sekitar 48-64 kilometer, zona retakan ini menunjukkan area tempat kerak bumi mulai melemah dan terpecah. Dalam jangka waktu geologis, pendalaman rift ini dapat memisahkan sejumlah danau besar di Afrika Timur, seperti Danau Malawi dan Danau Turkana.
Para peneliti kini juga menyoroti wilayah Afar, titik pertemuan Laut Merah dan Teluk Aden. Di area tersebut, tiga sistem retakan yakni Main Ethiopian Rift, Red Sea Rift, dan Gulf of Aden Rift bertemu dan membentuk persimpangan rangkap tiga. Para ilmuwan menganggap Afar sebagai lokasi dengan indikasi paling awal dan jelas dari proses pemisahan benua.
Meski begitu, proses terpisahnya Afrika menjadi dua benua secara total diperkirakan akan memakan waktu antara 5 hingga 10 juta tahun. Pemisahan kedua bagian utama benua Afrika akan membentuk samudra baru, sehingga dalam beberapa tahun ke depan, negara-negara yang terkurung daratan seperti Zambia dan Uganda mungkin akan memiliki pantai.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)

















































