- Rilis NPI menjadi salah satu agenda penting yang dapat menjadi penggerak pasar hari ini
- Efek BI menahan suku bunga diperkirakan masih akan membayangi pasar keuangan RI
- Ketidakpastian global semakin mencuat kala Ukraina mengirim bom ke Rusia menggunakan senjata maut milik AS
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia tersungkur pada perdagangan kemarin setelah Bank Indonesia memilih mempertahankan suku bunga di tengah ketidakpastian di lingkup global, yang menambah tekanan di pasar.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup merana pada perdagangan Rabu (20/11/2024). IHSG ditutup melemah 0,21% ke posisi 7.180,33. IHSG masih berada di level psikologis 7.100, setelah sempat pulih ke level psikologis 7.200 di awal sesi I.
Nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp 8,6 triliun dengan melibatkan 19 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 250 saham terapresiasi, 310 saham terdepresiasi, dan 229 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor teknologi menjadi yang paling parah koreksinya dan juga menjadi penekan (laggard) IHSG pada akhir perdagangan yakni mencapai 1,43%.
Sementara itu, rupiah kembali melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pasca rilis hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang mempertahankan suku bunga BI di level 6%.
Melansir data Refinitiv, pada penutupan Rabu (20/11/2024) rupiah merosot dan turun hingga 0,22% berada di level Rp15.860/US$. Sepanjang hari, nilai tukar rupiah berfluktuasi di rentang Rp15.870/US$ hingga Rp15.820/US$.
Melemahnya rupiah kemarin bersamaan dengan Indeks Dolar AS (DXY) yang menguat hingga 0,11% tepat pukul 15.00 di posisi 106,325. Sehingga rupiah tertekan oleh penguatan dolar.
IHSG dan rupiah merana meski BI kembali menahan suku bunga acuannya kali ini. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI kali ini, sepakat bahwa suku bunga acuan atau BI Rate kembali ditahan pada level 6%.
Selain itu, BI juga menetapkan suku bunga Deposit Facility turun menjadi 5,25%, sementara suku bunga Lending Facility diturunkan menjadi 6,75%.
Sebelumnya, konsensus CNBC Indonesia, yang melibatkan 17 lembaga atau institusi, menunjukkan mayoritas memprediksi bahwa BI akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke level 5,75%. Namun, delapan lembaga lainnya memproyeksikan bahwa BI akan mempertahankan suku bunga pada level 6%.
Perry Warjiyo juga menyampaikan optimisme terhadap perekonomian nasional, yang diperkirakan tetap tumbuh signifikan hingga akhir tahun.
Bahkan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan realisasi kuartal III-2024 yang mencapai 4,95% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Di sisi lain, investasi diproyeksikan terus meningkat, didukung oleh belanja modal perusahaan serta peningkatan volume produksi dan pemesanan. "Secara keseluruhan tahun, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2024 berada pada kisaran 4,7-5,5%," tutup Perry.
Pages