Jakarta, CNBC Indonesia - Bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke Amerika Serikat (AS) kini dikenakan biaya integritas visa atau Visa Integrity Fee sebesar US$ 250. Aturan tersebut tertera pada Undang-Undang One Big Beautiful Bill yang baru saja diberlakukan oleh pemerintahan Donald Trump.
Juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri kepada CNBC mengatakan, RUU One Big Big Beautiful milik Presiden Trump menyediakan kebijakan dan sumber daya yang diperlukan untuk memulihkan integritas dalam sistem imigrasi negaranya.
Data Layanan Penelitian Kongres AS menunjukkan bahwa sebagian besar pemegang visa mematuhi persyaratan visa mereka. Untuk tahun fiskal antara 2016 dan 2022, antara 1%-2% pengunjung non-imigran tinggal melebihi masa berlaku visa mereka di Amerika Serikat.
Namun, sekitar 42% dari sekitar 11 juta penduduk ilegal yang tinggal di Amerika Serikat memasuki negara itu secara legal, tetapi tinggal melebihi batas waktu yang ditentukan.
Biaya ini berlaku untuk semua pengunjung yang membutuhkan visa non-imigran untuk masuk, dan tidak dapat dibebaskan. Meskipun demikian, para pelancong mungkin juga bisa mendapatkan penggantian biaya, sesuai dengan ketentuan.
"Rincian tentang persyaratan baru ini masih sedikit, yang mengakibatkan tantangan yang signifikan dan pertanyaan yang belum terjawab terkait penerapannya," kata juru bicara dari Asosiasi Perjalanan AS kepada CNBC Internasional Travel, dikutip Sabtu (19/7)
Biayanya para wisatawan dikenakan minimal $250 selama tahun fiskal AS tahun 2025, yang berlangsung sejak 1 Oktober 2024 hingga 30 September 2025. Namun, Menteri Keamanan Dalam Negeri bebas menetapkan biaya yang lebih tinggi, sesuai dengan ketentuan.
Setelah itu, biaya integritas visa akan disesuaikan dengan inflasi.
Biaya integritas visa berlaku untuk semua pengunjung yang membutuhkan visa non-imigran, yang meliputi turis, pelancong bisnis, dan pelajar internasional.
Biaya dibayarkan saat visa diterbitkan, sesuai dengan ketentuan. Dengan demikian, pengunjung yang permohonan visanya ditolak tidak akan dikenakan biaya.
Biaya tersebut tidak menggantikan biaya visa. Regulasi ini menyatakan bahwa biaya baru ini adalah "tambahan dari biaya lainnya, termasuk biaya visa reguler.
"Sebagai contoh, seorang pekerja H-1B yang telah membayar biaya aplikasi sebesar US$205 sekarang harus membayar total US$455 setelah biaya ini diberlakukan," kata Steven A. Brown, seorang mitra di firma hukum imigrasi yang berbasis di Houston, Reddy Neumann Brown PC, dalam sebuah posting di situs web perusahaannya.
Selain itu, biaya tersebut harus dibayarkan di atas "biaya Formulir I-94," yang dinaikkan oleh One Big Beautiful Bill Act dari US$6 menjadi US$24. Biaya tersebut harus dibayarkan oleh siapa saja yang diharuskan menyerahkan catatan kedatangan dan keberangkatan Formulir I-94, yang berlaku untuk sebagian besar pelancong.
Untuk mendapatkan uang mereka kembali atau pergantian biaya, pemegang visa harus mematuhi ketentuan visa, termasuk tidak menerima pekerjaan yang ilegal, dan tidak tinggal lebih dari lima hari dari tanggal masa berlaku visa,
Pengembalian uang akan dilakukan setelah visa perjalanan berakhir. Brown menyebut, biaya tersebut belum diterapkan. Bahkan tidak jelas kapan akan dimulai.
"Saya yakin akan dibutuhkan sebuah peraturan, atau setidaknya pemberitahuan di Federal Register, mengenai implementasi pengumpulan dana," kata Brown.
"Masih belum jelas juga bagaimana para pelancong akan membayar biaya tersebut," kata Asosiasi Perjalanan AS kepada CNBC.
Menanggapi pertanyaan CNBC, juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri mengatakan, biaya integritas visa membutuhkan koordinasi lintas lembaga sebelum diterapkan.
Ada banyak pertanyaan seputar bagaimana dan kapan proses penggantian biaya ini dimulai. Karena banyak visa yang berlaku selama beberapa tahun. Kantor Anggaran Kongres AS mengatakan bahwa mereka memperkirakan hanya sedikit orang yang akan meminta penggantian biaya.
Selain itu, CBO memperkirakan bahwa Departemen Luar Negeri AS akan membutuhkan beberapa tahun untuk mengimplementasikan proses pemberian penggantian biaya. Atas dasar itu, CBO memperkirakan bahwa pemberlakuan ketentuan ini akan meningkatkan pendapatan dan mengurangi defisit sebesar US$28,9 miliar selama periode 2025-2034.
Brown mengatakan bahwa ia menyarankan klien untuk memperlakukan biaya tersebut sebagai biaya yang tidak dapat dikembalikan.
"Jika Anda mendapatkannya kembali, bagus. Tetapi biasanya sulit untuk mendapatkan uang kembali dari pemerintah," katanya. "Saya lebih suka mereka menganggapnya sebagai 'bonus' jika mereka mendapatkan pengembalian dana."
Brown mengatakan bahwa biaya integritas visa kemungkinan besar akan berdampak pada pemegang visa B atau pelancong liburan dan bisnis dan pelajar internasional lebih besar daripada jenis pelancong lainnya.
"Bagi pemegang visa B, mereka mungkin tidak ingin menambahkan tambahan US$250 per orang ke dalam biaya perjalanan mereka," katanya.
Biaya baru ini, ditambah biaya I-94, diberlakukan ketika Amerika Serikat bersiap untuk menjadi tuan rumah beberapa acara besar pada tahun 2026, termasuk perayaan "America 250" untuk memperingati ulang tahun ke-250 negara tersebut, dan beberapa bagian dari Piala Dunia FIFA.
Tantangan ini diperparah dengan masalah di Brand USA, organisasi pemasaran destinasi yang mempromosikan perjalanan masuk ke Amerika Serikat, yang mengalami pemangkasan dana dari US$ 100 juta menjadi US$ 20 juta akibat One Big Beautiful Bill Act.
Pemangkasan ini terjadi setelah Departemen Perdagangan AS memecat hampir setengah dari anggota dewan Brand USA pada bulan April.
Dalam sebuah pernyataan, Fred Dixon, presiden dan CEO organisasi tersebut, mengatakan bahwa pihaknya kecewa dengan pemangkasan tersebut, namun berharap bahwa dana tersebut akan dipulihkan untuk tahun fiskal 2026.
Menjelang pengesahan One Big Beautiful Bill Act, Presiden dan CEO Asosiasi Perjalanan AS Geoff Freeman memuji kontribusi RUU tersebut terhadap infrastruktur, kontrol lalu lintas udara, dan keamanan perbatasan AS.
Namun, menurutnya, investasi cerdas dalam proses perjalanan membuat biaya baru yang bodoh bagi pengunjung asing dan pengurangan untuk Brand USA, badan promosi Amerika, menjadi lebih sulit untuk diterima.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 8 Negara Paling Sulit Kasih Visa, Ada yang Hampir Mustahil Dikunjungi