Ellencia Diyah Spriansa
Edukasi | 2025-11-02 06:13:50
Sumber : Eva Colon via Pinterest. https://pin.it/5R5YRJXZR
Seseorang yang sedang merasakan tidak enak pada badan atau sakit segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penangan dari tenaga medis yang ada di rumah sakit dengan harapan mendapatkan pelayanan dan perawatan yang baik untuk mencapai kondisi yang membaik dan kesembuhan. Ketika berada di rumah sakit selain penanganan dokter tetapi juga membutuhkan kerjasama dari pihak tenaga medis lainnya seperti, perawat, apoteker dan tenaga medis lainnya yang berada di rumah sakit.
Ketika sakit dan harus dirawat di rumah sakit, hal yang paling diharapkan dari perawatan seorang perawat yaitu keahlian secara klinis, tangan terampil dalam menyuntik serta kecepatan dalam pemberian obat. Namun, apakah cukup dengan kemampuan teknis saja? tentu tidak. Pasien yang sedang berobat tidak hanya mengharapkan kemampuan teknis saja, tetapi bagaimana cara pelayanan seorang perawat menjalin hubungan baik, sentuhan manusiawi dengan pasien untuk potensi kesembuhan dari pasien.
Perawat adalah sumber daya manusia yang memberikan warna pada layanan kesehatan di rumah sakit, selain kuantitas utamanya, perawat juga mewakili profesi yang memberikan layanan terus menerus dan berkelanjutan kepada klien selama 24 jam sehari. Perawat berurusan dengan pasien yang berbeda setiap hari dan itu berarti mereka terus-menerus perlu mencapai kebutuhan dan harapan pasien (Soriano, Calong, 2018). Menurut Pardede, et al (2020), Keperawatan menjadi ujung tombak pelayan kesehatan dan sering digunakan menjadi patokan dalam menilai kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu. Kualitas pelayanan keperawatan tercermin dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang profesional.
Namun, terkadang kenyataan di lapangan berbeda. Tidak sedikit mendengar orang dengan ujaran ketidakpuasan dari pelayanan seorang perawat. Hal utama yang harus dimiliki dan dilakukan dengan baik oleh seorang perawat adalah komunikasi. Komunikasi yang di maksudkan adalah komunikasi terapeutik (KT). KT inilah yang dapat membangun kepercayaan, kenyamaan, mengurangi resiko sikologis pada pasien seperti ketakutan, dan juga yang paling penting pasien memiliki kepuasan karena merasa didengar.
Lalu apasih Komunikasi Terapeutik atau KT tersebut? Komunikasi Terapeutik adalah suatu proses atau cara pendekatan dengan komunikasi antara tenaga kesehatan kepada pasien untuk mencapai kesejahteraan dan membawa ketenagan atau kenyamanan bagi pasien. Komunikasi terapeutik merupakan teknik komunikasi oleh petugas kesehatan, baik secara verbal maupun nonverbal, untuk menyampaikan kebutuhan pasien sebagai upaya pemulihan kesehatan mereka (Mahyana et al, 2020).
Ada beberapa komponen yang harus dimiliki seorang perawat, diantaranya adalah empati yang di mana kemampuan dapat merasakan dan memahami perasaan pasien, kejujuran dan kepercayaan yang di mana ini sangat penting untuk translaransi dan konsustensi perawat untuk terus membangun kepercayaan dari pasien, sikap menerima apa adanya tanpa mengahakimi latar belakang dari pasien, serta yang terakhir ialah menjaga profesionalisme dan batasan yang sehat agar hubungan tetep fokus untuk kebutuhan pasien dan yang paling penting menjaga atau menjamin kerahasiaan dari apa yang sudah di sampaikan dari pasien.
Sebagaimana diketahui tujuan utama dari komunikasi teraputik sendiri adalah untuk memberikan rasa nyaman, aman terhadap pasien untuk mempercepat kesembuhan. Komunikasi terapeutik memberikan dampak nyata bagi pelyanan kesehatan. Beberapa manfaat diantaranya ialah ; Menurunkan stres dan kecemasan yang dihadapi akibat stres dan hospitalisasi, meningkatkan kepuasan karena pasien merasa didengar dan dihargai cenderung lebih puas terhadap pelayanan, meningkatkan kepatuhan yang di mana gubungan saling percaya membuat pasien lebih patuh terhadap pengobatan yang diberikan dan yang paling penting dapat membantu mempercepat proses penyembuhan secara kondisi psikologis yang stabil dan positif mendung pemulihan fisik.
Komunikasi terapeutik ini juga sebenernya menjadi sebuah tantangan yang di hadapi oleh seorang perawat. Namun, ini sudah menjadi kewajiban yang harus diasah oleh seorah profesionalis sebagai perawat. Tantangan bisa dari internal maupun eksternal dari perawat. Tantangan internal yang ditemukan seperti perawat tidak hanya menangani satu pasien saja tetapi banyak pasien dan berpacu pada waktu yang di mana hal ini dapat berpengaruh pada kualitas interaksi serta kelelahan secara emosional yang di mana sebagai perwat dengan kondisi badan yang lelah maka akan sulit mempertahankan empati dan kesabaran. Sedangkan tantangan interpersonal ialah kendala bahasa yang memerlukan penyesuaian gaya komunikasi dan pemahaman mendalam terhadap konteks pasien serta pasien yang sulit di mana kondisi cemas berlebih, marah yang ini dapat menghambat keterampilan KT tingkat tinggi. Maka, pentingnya terus diasah dan dilatih untuk kesejahteraan bersama.
Komunikasi terapeutik bukan hanya merupakan pilihan, melainkan keharusan profesionalisme. Penguasaan komunikasin terapeutik bukan hanya soft skill tetapi juga kopetensi wajib yang harus dimiliki dengan cara terus berlatih dan refleksi diri. Pada akhirnya, komunikasi teraputik menjadi jembatan yang menghubungkan kopentensi klinis perawat dengan hati dan kesembuhan pasien. Pasien tidak hanya merasakan pelayanan terbaik, tetapi juga menemukan titik di mana ia merasa dihargai seperti seorang 'sahabat' pendengar yang baik.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

8 hours ago
3






































