Susi Setiawati, CNBC Indonesia
09 December 2025 08:25
Jakarta, CNBC Indonesia - Dana asing kembali ramai masuk ke pasar Tanah Air pada awal Desember tahun ini hingga mencapai Rp14 triliiun. Dari pasar saham menyumbang sekitar Rp2 triliun yang didominasi pembelian saham-saham konglo.
Merujuk data Bank Indonesia (BI), secara rinci dari periode 1-4 Desember 2025 atau pekan lalu, investor asing tercatat melakukan aksi beli atau net buy sebesar Rp14,08 triliun di seluruh instrumen pasar keuangan.
Hal ini sekaligus mencatatkan tiga pekan beruntun asing melakukan inflow di pasar keuangan Tanah Air. Asing mencatatkan beli bersih di pasar saham sebesar Rp2,11 triliun. Sekaligus menunjukkan tujuh minggu beruntun asing masuk ke pasar saham. Di pasar Surat Berharga Negara (SBN), investor asing turut membukukan beli bersih Rp1,06 triliun.
Terkhusus di pasar saham, kami mencatat 10 saham yang ramai di beli asing dari periode 1-5 Desember 2025.
Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)tercatat sebagai saham dengan nilai beli asing terbesar, mencapai Rp650,4 miliar, melibatkan 1,3 juta lot saham dengan frekuensi transaksi 12,3 ribu di rata-rata harga beli Rp4.886 per saham.
Di posisi kedua ada saham PT Astra International Tbk (ASII), dengan net buy asing senilai Rp452,8 miliar. Jumlah itu melibatkan saham sebanyak 679,7 ribu lot yang ditransaksikan di harga rata-rata Rp6.647 per saham.
Selanjutnya, posisi ketiga diisi oleh PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), dengan nilai beli asing bersih sebesar Rp435,2 miliar melalui transaksi 950 ribu lot pada rata-rata harga Rp1.920 per saham.
Di urutan keempat, saham PT United Tractors Tbk (UNTR) mendapat net buy asing senilai Rp398,7 miliar. Lalu, di posisi kelima ada PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang mencatat net buy asing Rp389,5 miliar dari 1,1 juta lot pada rata-rata harga Rp4.200 per saham. Adapun berikut rincian saham lain-nya yang mendapatkan aliran dana asing terbesar pada awal Desember :
Masuknya arus dana asing ke pasar keuangan Tanah Air pada pekan lalu juga seiring dengan meningkatnya ekspektasi pasar akan pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed).
Berdasarkan CME FedWatch Tool, saat ini pasar memproyeksikan peluang sebesar 88,4% bahwa The Fed akan memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 3,50%-3,75% pada pertemuan kebijakan mendatang.
Dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga yang semakin menguat, dolar AS berpotensi kembali mendapat tekanan di pasar global. Kondisi ini mendorong pelaku pasar mulai keluar dari aset berdenominasi dolar dan mengalihkan dana ke aset berisiko, termasuk ke pasar negara berkembang (emerging markets) seperti Indonesia.
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)












































